Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. --Filipi 4:6
Karen bekerja di sebuah perusahaan. Di dekat kantornya ada kucing liar yang kelaparan. Tergerak oleh belas kasihan, ia membelikan pakan dan mempercayakan seorang office boy di kantornya. Namun, tiba waktunya sang office boy pindah bekerja.
Karen pun berdoa. Sekiranya Tuhan mengirim orang yang memberi makan pada si kucing. Tidakkah ini konyol, meminta dalam doa orang yang memberi makan kucing...? Apakah Tuhan tidak ada hal lebih penting untuk dikerjakan? Siapa sangka, seorang lansia penjaga gedung menawarkan diri memberi makan si kucing setiap hari. Sepele, tapi nyata.
***
Mirip pengalaman Karen, aku juga mengalami beberapa pengalaman unik. Dari yang paling sepele bin receh sampai yang menyebabkan terkekeh. Semua bisa dihadapi melalui doa.
#1 Selada Ungu Kebanyakan
Suatu siang, tetiba adik ipar mengedrop tiga ikatan plastik. Masing-masing berisi sawi, selada hijau dan selada ungu organik. Sepintas bukan masalah. Sawinya untuk konsumsi tiga hari. Lumayan tak perlu belanja sayur. Selada hijau untuk keperluan praktikum. Sedangkan, sekilo lebihnya human eror. Adik iparku kelebihan membeli item. Haruskah kami, hanya berdua, memakan sekilo selada?
Soalnya, sekilo selada organik setara dua kilo beras. Kita perlu makan sayur, iya. Tapi tidak sebanyak itu. Atas ide istri, iseng aku foto lalu melapak di WhatsApp story. Kalau laku ya syukur, jika tidak ya tetap bersyukur.
Tak sampai sejam, seorang teman mengontak. Setelah kong-kali-kong kecil, selada ungu laku! Meski uang hasil penjualan kami kembalikan ke adik ipar, kami bersyukur tidak harus melahap selada ungu berhari-hari. Maklum, perut nasi.
Kami meyakini doa diimbangi usaha pasti memberi hasil. Usaha menjualkan kembali selada yang kelebihan. Sesepele itu.