Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Merekam Aliran Keuangan, Emang Penting?

18 September 2020   12:35 Diperbarui: 20 September 2020   14:03 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: moneycontrol.com

Jika tidak digunakan, anggaran dihapus tahun depan. Kalau saya lemah iman, gampang buat memfiktifkan nota. "Niat baik" ini bertebaran di sekitar.

Masa berikutnya, saya merantau di Surabaya, hidup ngekos, harus atur keuangan pribadi. Waktu itu tak kepikiran membuat catatan keuangan karena merasa punya lebih. Asal bisa makan-bayar kos-isi bensin, sisihkan untuk orang tua, ada angka mengisi rekening; aman. Di masa ini saya melewatkan proses.

September 2019, saya jadi relawan gempa di Lombok. Selama tiga bulan, saya harus mengelola dan melaporkan setiap rupiah dana sponsor. 

Sedikit berbeda dengan masa kuliah bisa "menggenggam" puluhan juta, yang pelaporannya sekali di akhir program. Kali ini saya harus membuat catatan hampir setiap hari!

Beli sayur, perkakas masak, sabun, isi bensin, sampai tambal ban harus dicatat. Jika menunggu besok apalagi minggu depan, dijamin LUPA. 

Jika sudah begitu, laporan kacau. Pimpinan saya mengajari merekap di Ms. Excel. Dibuat kolom tanggal, pemasukan, pengeluaran, saldo. Jadi Rp 50,- pun bakal tahu keberadaannya.

Kondisi terkini. Saya belajar usaha kecil-kecilan keripik daun. Oleh pacar yang lebih dulu belajar bisnis, saya disarankan membuat catatan keuangan. Berapa pemasukan, pengeluaran, dan saldo dimiliki.

Meski omzetnya belum terasa, saya sudah lebih dulu memisahkan keuangan pribadi dengan aset "perusahaan". Langkah saya lebih maju dibanding Pinuji dalam Rantai Tak Putus (Dee Lestari).

Suatu siang menganggur, 12 September 2020, saya belajar membuat rekap bulanan. Jadi ketahuan neracanya, untung atau rugi.

Tapi buat apa repot-repot mencatat, toh tak menambah nominal. Tidak menaikkan taraf hidup... Tapi ada perbedaan.

Kelak, bisa mengatur strategi agar "naik kelas". Tanpa butuh teori keuangan yang muluk-muluk, begini manfaat merekam keuangan ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun