Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Poin Ini Jadi Dorongan agar Rutin "Membuka Jendela"

20 Juni 2020   13:42 Diperbarui: 20 Juni 2020   14:23 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tata letak buku, foto: dokpri

Jendela kamar harus saya buka tiap hari agar sirkulasi udara berganti, nasihat guru SD. Itu pengalaman saya dalam arti sebenarnya. Dalam pengertian lain, setiap kita juga perlu rutin "membuka jendela". Karena "Buku adalah jendela dunia", katanya.

Bagi saya, tempat menakjubkan yang layak dikunjungi sebelum mal dan bioskop adalah toko buku. Setahun penuh tak mengunjungi mal atau bioskop adalah tak mengapa. Namun jadi masalah serius jika diperlakukan pada toko buku.

Dulu, semasa kuliah saya akan mencari bermacam trik dan cara agar bisa ke toko buku, seperti pernah saya singgung di sini. 

Yang dikunjungi toko terlengkap dan terpopuler, dong, meski harganya lumayan menggelegar dibanding toko lain. "Kapan ya di Salatiga ada Gramedia?", curhat seorang teman, sesama penggila buku.

Berlebihan nampaknya mengharap kota semungil Salatiga ada Gramedia. Sama berlebihannya mengkhayalkan bioskop. Tapi siapa sangka, awal 2020 lalu dibuka toserba lumayan besar di Salatiga, yang ada biskopnya! Siapa tahu kelak ada Gramedia juga, entah kapan.

Dua tahun lalu, 2018, di hari ulang tahun saya adik perempuan mengirim foto beberapa buku di sebuah toko. Saya langsung suka! Kadang kala adik saya yang menyebalkan itu baik juga. Tahu kakaknya doyan baca, dibelikan buku.

Waktu saya tanya, "Di mana itu?" Ada deh!, balasnya. Toko Buku Jendela Salatiga, katanya. Lho, memang ada toko buku semacam itu di Salatiga, ya? Saya jadi o2n seketika.

Bulan Mei lalu, saat "hidung gatal" tak tertahan menghirup aroma kertas-kertas bersampul, saya segera mampir. Minimal sebulan sekali harus "membuka jendela", misi saya pribadi. Meski ada satu dua toko buku lokal di Salatiga, ada hal-hal yang membuat saya jatuh hati pada toko yang satu ini.

Tidak superlengkap, tapi cukup. Pengunjung di toko ini terbilang sepi. Gegara pandemi, mungkin. Bukannya di waktu normal, hanya manusia antik yang ke toko buku... Seperti toko buku umumnya, alat tulis, buku kategori anak-anak sampai dewasa ada. Untuk ukuran Salatiga cukup lah. Saya tak berminat mengecek semua rak, kecuali novel dan biografi. Sesekali mampir di rak produk terbaru atau best seller. Penataannya juga cukup apik dengan tata lampunya. Beda dengan toko buku lokal lainnya.

Toko yang berpusat di Klaten, berdiri sejak 4 Juni 2007 ini memberi diskon 10% untuk semua buku. Kalau tanpa diskon pun rela saya uber sampai ke Semarang, Solo, bahkan Jakarta; masa di Salatiga ada diskon saya abaikan. 

Jarang loh, ada toko buku yang memberi diskon setiap hari. Di Surabaya dulu juga ada toko serupa yang murah hati, yang wajib saya kunjungi.

Diskon 10% semua buku, foto: dokpri
Diskon 10% semua buku, foto: dokpri
Sebenarnya tidaklah berlebihan diskon ini. Menurut rekan saya, lulusan ekonomi, yang punya rekan di percetakan, membeberkan bahwa harga jual buku 400% (empat kali lipat) dari modal. Jadi diskon 10% adalah wajar.

Layanan sampul gratis, foto: dokpri
Layanan sampul gratis, foto: dokpri
Sampul gratis. Tak hanya emak-emak yang suka gratisan, saya pun suka. Meski hanya berwujud sampul, gratis tetaplah gratis. Ibarat semir pada sepatu, bedak pada wajah, oli pada mesin, begitulah sampul untuk buku. 

Semua butuh perawatan. Umumnya, saya harus merogoh Rp. 9.000 untuk membeli plastik mika. Dengan belanja di Toko Buku Jendela, anggaran itu tidak perlu lagi. Ekonomis.

Demikian pengalaman saya. Kalau Anda, seberapa sering "membuka jendela"?

Salam,

Saya menulis ini bukan karena ada sponsor. Semata berbagi manfaat yang diterima pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun