Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Corona dan Komentar Masyarakat Indonesia, Anda yang Mana?

7 Maret 2020   11:12 Diperbarui: 7 Maret 2020   13:02 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya pak kyai, pada Senin 17 Februari 2020, menteri kesehatan mengungkapkan secara berulang bahwa cara untuk menghadapi Corona adalah mengandalkan doa. (detik.com) "Secara medis, doa. Semua karena doa", ungkapnya.

Pada kesempatan berikutnya, beberapa waktu sebelum dua orang dinyatakan positif terjangkit, menkes merasa terhina atas komentar Profesor Marc Lipsitch yang menyebut kasus Corona di Indonesia yang tak terdeteksi. Pihaknya (menkes) mengklaim peralatan yang dimiliki Indonesia sudah di-fix-kan dengan duta besar Amerika Serikat. (kompas.com) Produk Amerika tak boleh diragukan.

Prof. Chaerul Anwar Nidom

Komentar yang tak fenomenal keluar dari Prof. Chaerul Anwar Nidom. Guru Besar Biologi Molekular Unair dan Ketua Tim Riset CoV & Formulasi Vaksin Professor Nidom Foundation (PNF) ini mengungkapkan bahwa empon-empon atau rempah-rempah bisa menjadi penangkal virus Corona. (suarasurabaya.net)

Mungkinkah empon-empon bisa berfungsi seperti vaksin? Oh, barangkali maksudnya dengan rutin mengonsumsi produk rempah (disarankan tiga kali sehari), bisa meningkatkan daya tahan tubuh dari berbagai virus penyakit, termasuk Corona.

Tak perlu waktu lama, jahe, temulawak dan sebangsanya naik daun. Stok di pasar kurang, harga melambung. Di satu sisi, para pedagang "diuntungkan". Sepanjang sejarah karier ke-rempah-rempah-an mereka mungkin belum pernah menjual jahe dengan harga setinggi saat ini.

Lucunya lagi, masyarakat Indonesia, kebanyakan kaum milenial, lebih doyan mengonsumsi minuman soda, teh susu, atau boba yang kenyal-kenyal itu, yang manfaatnya tak seberapa. Hanya agar kekinian. Sedang Indonesia sendiri melimpah rempah yang kaya manfaat---produk incaran bangsa Eropa awal abad ke-15. Barulah Corona merebak, empon-empon diuber-uber. Dasar manusia oportunis.

Rupanya, komentar datang tak hanya dari ahlinya. Berikut ini beberapa politikus yang buka suara soal virus Corona. Misalnya, seperti diungkapkan Anggota DPR Komisi VII, PKS - Bukhori Yusuf: Biarkan presiden saja yang membuat pernyataan tentang penyakit Corona di Indonesia. Menurutnya, ini bukan ranah menteri lagi, tapi kekuasaan presiden.

Anggota DPR Komisi XI, Golkar -- Mukhamad Misbakhun: Pejabat dan birokrat jangan asal komentar. Beragam komentar justru memperburuk keadaan, salah satunya di bidang perekonomian, jelasnya. Kalau perekonomian nasional sudah terganggu, bisa menyebabkan gangguan di sektor-sektor penting lainnya.

Wakil ketua Komisi II DPR, PDIP -- Arif Wibowo: Kepala daerah jangan berwacana, jangan membuat komoditas politik di tengah serangan Corona. Menurutnya, kepala daerah harus bergerak konkret dan nyata, bagaimana mencegah korona, atau menghadapinya jika ada yang terserang virus.

Fenomena panic buying, kelangkaan masker-hand sanitizer, jahe-temulawak naik daun; entahkah dipengaruhi langsung oleh komentar-komentar di atas atau tidak. Nyatanya, omongan kita berpengaruh bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun