Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teledor vs Koruptor, Netizen Bisa Apa?

2 Maret 2020   21:38 Diperbarui: 3 Maret 2020   09:34 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tersangka kok dibela?

Tiga guru itu salah, menghilangkan nyawa. Mereka berdosa, betul. Mereka tidak profesional, memang. Mereka tidak pantas menjadi teladan, sayangnya iya. Tapi dapatkah tindakan polisi kepada pendidik bangsa itu dibenarkan?

Salah satu yang membela mereka adalah pengurus PB PGRI, yang menganggap penggundulan dan penelanjangan kaki adalah tindakan merendahkan martabat guru. Cara mereka dihakimi jauh dari layak. Sedangkan koruptor yang merampas hidup banyak umat, justru diladeni berfoto narsis, boro-boro dibotakin.

Banyak yang menanyakan, seperti apa SOP penggundulan untuk pelaku kriminal. Bahkan adakah SOP-nya? Jika mereka berani menggunduli guru yang lalai, beranikah menggunduli koruptor yang lihai? Rasanya tidak. Berarti ada pilih kasih dalam penerapan hukum di negeri ini. #saveguru

PB PGRI melalui aku media sosialnya sudah menulis surat terbuka kepada presiden dan kapolri, meminta mereka segera mengambil tindakan. Maklumlah jika mereka membela martabat sejawatnya. Justru aneh jika markas besar guru ini bergeming atas duka yang menimpa keluarganya.

Orang tua korban berduka, barangkali menyesal menitipkan anaknya di SMP N 1 Turi. Orang tua yang anaknya selamat barangkali kehilangan kepercayaan kepada pihak sekolah, yang bahkan sang kepala tidak ada suaranya. Jika ada pilihan, bisa saja mereka memindahsekolahkan anaknya.

Para siswa berduka, karena kehilangan teman-temannya dan kesal karena pembina yang tidak bertanggung jawab.

Netizen, bisa apa?

Ada kecenderungan kita akan membenarkan satu pihak lalu menyalahkan yang lain. Namun, sebagai netizen bijak hendaknya kita belajar dari kejadian ini. Ujaran negatif tidak dapat menyelesaikan persoalan. Tidak dapat membatalkan rapat dadakan yang terlanjur dieksekusi.

Jika anda orang tua/ wali murid, harusnya kritis pada setiap kegiatan sekolah, apalagi jika di luar lingkungan sekolah. Naif sekali jika 249 orang tua tak mengkritisi atau setidaknya sekedar menanyakan program dadakan semacam ini.

Jika anda tenaga pendidik atau pegawai di satuan pendidikan, harusnya paham manajemen resiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun