Mohon tunggu...
Wandra Aira
Wandra Aira Mohon Tunggu... Novelis - La Vie est Belle

Rêve d'atteindre les étoiles dans le ciel, si tu ne peux pas les atteindre, prends un nuage à la place.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjangkau Kota Volendam dengan Mudah

17 November 2016   16:25 Diperbarui: 19 November 2016   13:03 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umum diketahui bahwa kota Volendam di Belanda kerap dijadikan tempat yang wajib dimasukkan dalam agenda kunjungan. Berada di Kota Edam - Volendam berada di wilayah paling Utara sekitar 20 KM dari Amsterdam.

Dengan kemudahan transportasi publik di negara Belanda, tanpa bantuan penyelenggara tour pun kota ini dapat ditempuh dengan mudah secara mandiri jika kita berangkat dari pusat stasiun Central/Centrum Amsterdam. Ambil arah paling belakang dari stasiun di lantai atas stasiun, maka di sana tersedia layanan bus-bus menuju arah luar kota Amsterdam. Untuk menuju Volendam, bus yang sebaiknya diambil adalah bus bernomor 316. Tiket bus bisa di peroleh langsung dari supir bus seharga sekitar 10 Euro per orang  - PP.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Selama kurang lebih 30 menit, nikmati dengan santai perjalanan ke arah Volendam karena bus akan stop di banyak pemberhentian dan ketika akan tiba di tujuan, perhatikan bahwa nama daerah dimana kita harus stop yaitu di pemberhentian bus Julianaweg. Untuk kembali ke Centrum setelah selesai di Volendam, jangan lupa menuju pemberhentian yang sama namun ambil yang berseberangan jalan.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saat itu, saya dan suami ketika turun di Julianaweg, berjalan di komplek rumah-rumah unik dengan mengikuti jalan menuju arah pelabuhan. Tidak banyak orang berlalu lalang namun kebetulan kami mendengar suara dan hawa laut yang terus menggiring langkah kami.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Lalu tak lama mulai terlihat pelabuhan dan laut dengan kapal-kapal kecil yang berjajar rapi di dermaga. Sampai juga akhirnya di kota yang konon sejak dahulu  banyak dikunjungi seniman dunia dikarenakan keindahan dan keunikannya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Banyaknya cafe, resto dan aneka toko souvenir dengan arsitektur cantik yang berdiri disepanjang jalan kota pinggir laut  menambah semarak kota yang terkenal pula dengan ikan Herringnya yang lezat. Hari tak terasa telah beranjak siang. Jadi, kami pun tak melewatkan waktu makan siang. Segera mencari restauran dan memesan porsi besar Fish & Chips, walau terasa hampa karena tanpa nasi (maklum lidah orang Melayu, selalu mencari nasi..haha).  

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Usai makan, kami mencari tempat berfoto kostum Dutch Lady untuk kenang-kenangan berdua. Tidak sulit karena tempat foto sejenis banyak ditemukan di sepanjang jalan dan kami tak buang waktu untuk foto di toko pertama yang kami temukan. Dengan biaya 15 Euro per shoot, tak sampai 10 menit kami selesai berganti kostum Belanda. Mengikuti arahan photograper yang merangkap kasir dan pelayan, ganti baju lagi lalu menunggu hasil foto sambil berbelanja souvenir untuk oleh-oleh. Souvenir disini, ternyata jauh lebih murah daripada berbelanja di Amsterdam. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Mengunjungi Belanda di saat musim dingin di bulan November pertengahan tentu saja mengandung resiko kedinginan. Di Volendam yang notabene merupakan kota pelabuhan dengan hembusan angin lautnya yang kencang dan dingin, kami si orang asia ini harus mengenakan berlapis lapis pakaian dan tetap merasa kedinginan sampai ke tulang rusuk. Norak ya.. hehe. Alhasil, lihatlah foto - foto kami yang seolah mengenakan seisi koper yang kami bawa. Dan masih merasa kedinginan karena suhu berkisar antara 1 s/d 3 derajat Celsius ditambah hembusan angin yang kencang. Next, mungkin harus pergi di musim summer ya... dengan resiko biaya perjalanan yang biasanya lebih mahal.

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun