Mohon tunggu...
Wanda ZP
Wanda ZP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Wanda Zsalsania Putri. Mahasiswi D4 Perhotelan H 2019 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Saya merupakan Penerima Penghargaan Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saya harap dapat membagikan sesuatu yang bermanfaat. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Positif Covid-19 Bukanlah "Aib"

3 Maret 2021   21:35 Diperbarui: 3 Maret 2021   22:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hai, Saya Wanda Zsalsania Putri, Mahasiswi D4 Perhotelan H 2019 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Saya merupakan Penerima Penghargaan Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saya harap dapat membagikan sesuatu yang bermanfaat. Terima kasih.

Tidak terasa hampir 1 tahun sudah Negara Indonesia dan Negara-negara lainnya dilanda pandemi COVID-19 atau yang biasa disebut dengan Corona. Kasus virus baru ini awal mula berasal dari Wuhan, China. Dan hingga sampai saat ini hampir seluruh dunia mengalami pandemi yang belum kunjung berhenti.

Hampir 1 tahun sudah Indonesia dilanda pandemi COVID-19 dan banyak kasus orang terkena positif, kasus meninggal, dan sembuh dari virus baru ini. Saya juga merupakan salah satu dari sekian banyaknya warga Indonesia yang terjangkit virus ini. Dan termasuk kategori orang yang sembuh dari virus ini.

Virus COVID-19 ini memang sangat berbahaya, penyebaran virus pun termasuk mudah dan cepat, bagaimana tidak? Virus ini dapat melalui dengan mudah jika kita terkontak fisik langsung dengan yang terjangkit dan dapat ditularkan melalui air liur (droplet), keringat, dan apabila kita menyentuh mata, hidung, bahkan mulut. Virus itu dapat dengan mudahnya untuk menyebar di dalam tubuh.

Banyak orang yang berpikir bahkan berpendapat bahwa apabila ada orang yang terjangkit virus ini atau positif COVID-19, mereka akan mencap sebagai "aib ", entah apa yang mereka pikirkan sehingga bisa seperti itu, padahal tidak ada satupun orang yang ingin terjangkit virus ini apalagi sangat berbahaya untuk orang lanjut usia.

Di saat saya terjangkit atau positif COVID-19, yang sebelumnya sudah diperiksa terlebih dahulu dengan test swab pcr. Saya melakukan isolasi mandiri dirumah, tanpa adanya kontak fisik dari keluarga yang lain, yang biasanya bisa menonton tv bersama, bercanda, bahkan sekedar menanyakan bagaimana hari yang dilewati, hanya bisa dilakukan via telepon maupun video call. Semuanya terasa asing dan sangat jauh dari dugaan, tetapi alangkah baiknya memang melakukan seperti ini agar tidak menyebar luaskan virus kepada keluarga yang lain.

Selama isolasi mandiri, yang dilakukan adalah berjemur matahari pagi selama 20-30 menit, sarapan, minum obat, mandi, sholat, makan siang, minum obat, istirahat, makan malam, minum obat, dan tidur. 

Setiap harinya saya melakukan kegiatan yang sama, karena disaat seperti ini saya hanya bisa melakukan sebaik mungkin, istirahat yang cukup, makan dan minum obat dengan teratur agar pemulihan dapat berjalan dengan cepat, dan tentu saja obat yang diminum tidak hanya 1atau 2 bahkan bisa 5, ada vitamin c, vitamin d, zink, dan vitamin lainnya. Selama 2 minggu lebih isolasi mandiri dan dapat berinteraksi dengan keluarga lagi rasanya sangat membahagiakan, tidak terasa sepi lagi, asing, maupun terasa sangat jauh dari jangkauan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun