menatap pun tidak, hanya mengelak, jauh
kucoba jajaki ke arah timur kota ini
tetap saja, sama semuanya enggan
kutelah ludah, lihat mereka tertawa
sembari mengisi lambungnya
ingin kurampas! tapi dayaku tiada
aku hanyalah anak, penjaga pagi siang dan malam
menunggu sedikit rasa ibahÂ
atau mati oleh rasa lambungku yang menyiksa
iya, sepertinya itu lebih baik
aku menunggu itu, mati
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!