Hasil angket, diketahui sebanyak sekitar 3 juta orang Belanda memiliki satu atau lebih patung Buddha di rumahnya. (Klik sumber). Padahal ketika angket ini dilakukan, "Buddha mania" ini bahkan belum mencapai puncaknya. Jumlah penduduk Belanda saat ini sekitar 17 juta jiwa.
Fenomena ini unik, mengingat jumlah penganut Buddhisme di Belanda hanya sekitar 1% dari jumlah total penduduknya. Selain itu agama-agama yang sudah dikenal sebelumnya sudah begitu kuat mengakar di Eropa selama berabad-abad.
Buddhisme sendiri baru mulai populer di Belanda setelah Perang Dunia II. Sebelumnya, buku pertama tentang Buddhisme yang ditulis dalam bahasa Belanda, sebetulnya sudah muncul pada tahun 1879.Â
Tetapi Buddhisme baru mulai benar-benar populer di Belanda pada tahun 1971. Kemudian pada tahun 1973, kuil Buddha pertama didirikan di Belanda, yaitu di kota Waalwijk. (Sumber di sini).Â
Mengapa patung Buddha?
Pendapat umum dari orang Belanda tentang mengapa mereka menyukai pajangan patung Buddha di rumahnya, antara lain, karena patung Buddha memberi sentuhan nuansa Timur di rumahnya.
Jika misalnya mereka memajang patung Maria, maka ini memberi orientasi tentang "Katolik". Sedangkan jika mereka memajang patung Buddha, maka ini memberi orientasi "Timur". Kedua orientasi tadi jelas berbeda.
Jadi alasan menyenangi patung Buddha ini tidak dihubungkan dengan religi. Lebih kepada alasan selera estetis. Ini seperti juga di Timur ada yang menyukai nuansa Barat di rumahnya. Begitu pula di Barat, ada yang suka rumahnya diberi sentuhan nuansa Timur.
Ada juga yang mengatakan bahwa patung Buddha memberi nuansa damai, ketenangan, relaks, kebahagiaan. Ini dihubungkan dengan ekspresi patung Buddha yang tenang dan damai dengan sikap bermeditasi.
Guru Besar Ilmu Agama-agama di Asia dari Universitas Radboud Nijmegen, Paul van der Velde memberi komentarnya tentang fenomena tren patung Buddha di kalangan masyarakat Belanda. Ia sering menerima kritik bahwa dirinya tak menyetujui segala bentuk Buddhisme ala Barat.
Menurut Paul van der Velde, adanya beraneka patung Buddha di toko-toko furnitur, di pusat-pusat penjualan tanaman, memasyarakatkan zen dan mindfullness, kursus meditasi, semua itu boleh-boleh saja dilakukan. Katanya, jika semua itu dapat membantu seseorang, baik-baik saja."