Mohon tunggu...
Wakidi Kirjo Karsinadi
Wakidi Kirjo Karsinadi Mohon Tunggu... Editor - Aktivis Credit Union dan pegiat literasi

Lahir di sebuah dusun kecil di pegunungan Menoreh di sebuah keluarga petani kecil. Dibesarkan melalui keberuntungan yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan selayaknya. Kini bergelut di dunia Credit Union dan Komunitas Guru Menulis, keduanya bergerak di level perubahan pola pikir.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Pelajaran dari Krisis Corona bagi Pemimpin

28 Maret 2020   00:07 Diperbarui: 28 Maret 2020   23:43 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kepemimpinan. (sumber: KOMPAS)

Sekarang mereka memiliki realitasnya dan kemudian membuat keputusan bukan berdasarkan apa yang mereka pikirkan melainkan apa yang benar-benar terjadi di lapangan pertandingan. 

Kemampuan mereka untuk bersikap fleksibel dan mudah beradaptasi dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan game plan yang baru, itulah yang membuat mereka menjadi pelatih yang hebat.

Ada perbedaan besar antara konformitas dan adaptabilitas. Konformitas itu berbaur dan menjadi seperti orang lain. Konformitas adalah kelemahan yang didasarkan pada ketakutan dan penolakan. 

Sedangkan adaptabilitas muncul dari kekuatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam krisis, pemimpin membantu orang-orang untuk menyesuaikan cara mereka menuju kemenangan.

5. Krisis adalah saat bagi pemimpin sejati untuk muncul

Dalam krisis, pemimpin sejati akan muncul. Kepemimpinan adalah kehadiran yang dirasakan. Ada yang membuat orang-orang merasa aman dalam situasi krisis: yakni saat mereka melihat ketenangan, keyakinan, kepastian, harapan yang dimiliki pemimpinnya. Dalam krisis, pemimpin muncul, yang pertama. 

Ia muncul, mereka tampak jelas, jujur, menonjol, yang pertama kali muncul dan berdiri terdepan. Pemimpin harus memberikan pesan yang sangat jelas: kami siap, kami belajar, kami mengambil tindakan. Dalam kondisi krisis, pemimpin muncul, di awal, sebelum yang lain, menuju terdepan, sangat terlihat jelas dan menonjol.

Tidak hanya yang pertama muncul, tetapi juga dengan kejelasan. Ketidakpastian dalam kondisi krisis adalah fakta kehidupan. Ketidakpastian bukan indikasi lemahnya kepemimpinan, ini indikasi adanya kebutuhan akan seorang pemimpin. Namun, ketidakpastian berbeda dengan ketidakjelasan. Orang tidak akan mengikuti kepemimpinan yang tidak jelas. 

Pemimpin harus menunjukkan kejelasan harapan dan harus mampu mengatakan: "Saya tidak tahu semua jawaban, tetapi saya tahu arah yang seharusnya kita tuju." Kejelasan membantu orang-orang menentukan prioritas. 

Optimisme adalah keyakinan bahwa hal-hal akan menjadi lebih baik. Harapan adalah keyakinan bahwa bersama kita bisa membuat hal menjadi lebih baik. 

Optimistis pasif, harapan aktif. Tidak diperlukan keberanian untuk menjadi optimis tetapi diperlukan banyak keberanian untuk berharap. Pemimpin harus menawarkan harapan kepada orang-orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun