Mohon tunggu...
Wakhida Rahmah
Wakhida Rahmah Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer at byPulsa Indonesia | Freelance Writer

Punya 2 kucing dan suka menanam tumbuh-tumbuhan

Selanjutnya

Tutup

Money

Antara Aku, JNE dan Usaha Kecil Ibu

20 Januari 2022   12:09 Diperbarui: 20 Januari 2022   12:12 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
karya pribadi melalui canva.com

Ramai orang menitipkan kerinduan lewat angin, tapi aku memilih untuk menitipkan rindu lewat JNE. 

Terhitung sudah memasuki tahun kelima saya merantau untuk menimba ilmu di Kota Gadis. Jauh dari rumah, jauh dari masakan dan omelan Ibu. Kadang, hal-hal manis seperti ini masuk secara paksa untuk mengetuk ruang ingatan tentang kehangatan rumah. Videocall rasanya kurang lengkap, lalu apa lagi yang bisa membuat rindu tetap hangat? ya, kirim dagangan untuk ibu.

"Buk, mbak kirim dagangannya lewat JNE ya. besok pasti sudah sampai"

"Mbak kirim mainan sama aksesoris lucu buat dijual dirumah"

Ibuku, sudah cukup tua untuk disebut sebagai perempuan dewasa tapi terlalu muda untuk disebut remaja, tentu saja karena cabangnya sudah dua. Hobinya berdagang, mulai dari bahan makanan pokok sampai sapu lidi kasur mini. Melihat lengkung senyum ibu tiap kali melayani pembeli membuatku tergugah tentang satu hal. Membantunya mendapatkan dagangan dengan harga miring, supaya bisa dijual kembali dengan harga terjangkau. 

Mungkin nilainya tidak seberapa, tapi sedikit bantu pengobat rindu semoga senyum ibu selalu hangat setiap waktu. Dengan bantuan JNE, barang dagangan sampai ditangan ibu dengan selamat tanpa kurang sedikitpun. Beberapa barang menarik seperti mainan anak, aksesoris dan snack lucu kukirimkan untuk ibu untuk menarik pembeli ditoko kecil ibu. Melihat peluang yang cukup bagus, Ibu semakin semangat untuk promosi melalui status WhatsApp. Saya bantu edit beberapa video review produk untuk meyakinkan pembeli bahwa dagangan ibu memang layak untuk dimiliki. 

Namun, berjualan ternyata tidak semulus telapak kaki bayi. Sepi senyap tidak hanya diderita hati, toko kecil ibu juga mengalaminya. Bingung, mau berjualan dengan model yang bagaimana lagi supaya bisa menarik pembeli. Promosi sudah, memancing pembeli dengan barang-barang lucu sudah, mau apa lagi?

"Tenang, ini cuma masalah waktu berputarnya rejeki dan cara kita menjemputnya", kata ibuku. Memang doa dan usaha adalah satu komposisi yang tidak bisa dipisahkan lagi, buktinya selang beberapa hari, pembeli mulai berdatangan. Ada yang datang via chat ada juga yang langsung datang ke toko kecil ibu. Senang rasanya, bisa membantu ibu meskipun hanya dengan hal sederhana. 

Hari-hari berikutnya, ibu mulai disibukan dengan kegiatan mengemas barang. Selotip, gunting mini, bublewrap sekarang jadi sahabat karib ibu. Ingin rasanya untuk selalu ada dirumah bersama keluarga, namun ada banyak mimpi yang harus dibayar tuntas. Ibu membebaskanku untuk terus berkelana merakit semua ingin dan cita, meskipun harus menggadaikan waktu luang bersama keluarga. 

Setidaknya, ada banyak cara untuk sekedar melepas dahaga rindu selain bertemu. Mengirim kado memanglah baik, tapi mengirim dagangan rasanya akan 1000x lebih membahagiakan untuk ibu, tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun