Mohon tunggu...
Wahyu Utomo N
Wahyu Utomo N Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Trainer, youtuber

Belajar jadi Trainer, Traveller, Youtuber. Blog saya yang lain : Https://Kia-kespro-update.blogspot.com/https://www.youtube.com/c/PowerpointSecret.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bandara Soetta: Wajah Indonesia?

28 Juli 2011   02:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:19 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa kali penulis berkesempatan singgah di bandara Soekarno Hatta dan untuk ke sekian kalinya juga mendapati pemandangan yang serupa. Di area klaim bagasi sih masih lumayan, proses penanganan bagasi cukup cepat dan lancar. Begitu keluar dari bandara, ya ampun puluhan orang berkerumun mengerubuti , seolah puluhan semut yang ketemu gula, yang menawarkan segala macam hal mulai taksi, travel dan lain-lain. Masih untung saya termasuk “melek huruf” dan masih awas melihat di mana lokasi halte bus, pangkalan taksi dan pilihan transportasi yang lain. Tidak terbayangkan jika yang dikerubuti itu pendatang baru, TKW/TKI, atau bahkan turis asing. Bisa-bisa kesasar entah ke mana, atau bahkan jadi korban gerombolan serigala. Di dalam bus yang cukup nyaman, menurut saya, sempat terlintas dalam pikiran saya bagaimana mereka itu bisa masuk ke kawasan bandara dengan bebas seperti itu. Apakah mereka menyamar sebagai penumpang atau memang sengaja dibiarkan dengan imbalan tertentu ?

Di ruang tunggu kondisinya jauh lebih parah. Jumlah tempat duduk yang terbatas, jadwal pesawat yang banyak delay-nya, menyebabkan banyaknya calon penumpang yang duduk-duduk bahkan tiduran dilantai. Di antaranya ada yang makan minum aneka bekal yang mereka bawa dan sayangnya sampah-sampah sisa pembungkus makanan dibiarkan berserakan, persis seperti kebiasaan mereka entah di kampung atau di rumahnya. Belum lagi ruangan yang panas, pengap dan sesak akibat asap rokok yang bergelayut di udara. Hampir di semua tempat calon penumpang bebas merokok. Di rumah makan, cafe-cafe, lorong-lorong ruang tunggu banyak perokok menikmati kesenangannya. Hampir tidak tersisa tempat yang nyaman bagi non-perokok.

Di ruang tunggu B6, penulis sempat melihat calon penumpang berjas lengkap pakai logo MPR/DPR dan ajudannya tarik urat leher memaki-maki petugas boarding karena pesawatnya delay. Konon yang besangkutan marah karena harus kehilangan kesempatan bertemu kliennya di Surabaya akibat delay tersebut. Jadwal penerbangan di tiket jam 11.45 tapi pesawat baru tinggal landas jam 15.10 WIB. Kok bisa ya anggota dewan kok gak punya malu marah-marah dengan petugas boarding yang nota bene gak bisa bikin apa-apa, gak bisa merubah jadwal penerbangan ? Kenapa bukannya berpikir dan katakanlah berupaya bikin regulasi apa kek yang bisa merubah kondisi yang buruk itu menjadi lebih baik ? Lagipula kenapa anggota Dewan yang lengkap dengan atribut kebesarannya rela naik penerbangan murah ? Kenapa tidak naik penerbangan yang lebih elit kayak Garuda. Jangan-jangan tiket SPPD-nya buat naik Garuda tapi biar hemat naik penerbangan murah, korupsi lagi.

Kalau kondisi Bandara Soekarno Hatta seperti itu, masih layakkah jika kita sebut sebagai Bandara International. ? Ataukah memang kondisi Bandara seperti itulah cerminan wajah republik kita saat ini ? Tidak adakah upaya-upaya untuk memperbaiki ? Bukankah sudah sekian kali masalah ini diangkat menjadi berita media massa ? Atau kah memang kita ini lebih buruk dari keledai ? Karena keledai saja gak pernah terperosok di lubang yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun