Mohon tunggu...
Moh Wahyu Syafiul Mubarok
Moh Wahyu Syafiul Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Part time writer, full time dreamer

No Sacrifices No Victories

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Paradigma Kebijakan IPTEK Kita

1 Oktober 2022   21:25 Diperbarui: 6 Oktober 2022   07:34 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada dua model pembangunan ekonomi berbasis IPTEK yang dikenal dunia. Model iptekin dan Intekip yang tidak bisa terpisah dari paradigma teknologi (Ilustrasi Pixabay)

Lalu, apa kabar paradigma kebijakan iptek kita hari ini?

Kita bisa melihatnya melalui sepak terjang lembaga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Walau sempat menimbulkan prahara di awal tahun melalui peleburan beberapa institusi riset negara, agaknya kita kembali ke paradigma lama dengan dorongan riset dasar (1950-an).

Sebagai sebuah pilihan kebijakan di tengah negara yang menganut paham demokrasi, itu sah-sah saja. Namun, apakah hal tersebut tepat dan mampu berkontribusi untuk pembangunan ekonomi Indonesia ke depan?

Perlu diingat, struktur piramida ekonomi kita hampir 97% dipenuhi oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mereka sepenuhnya masih bergantung dan berjibaku dengan produk impor.

Kita tentu perlu berharap kepada lembaga riset raksasa BRIN. Bagaimana paradigma riset dasar yang diambil dalam lintasan iptekin-nya mampu melipatgandakan PDB Indonesia hanya dalam beberapa puluh tahun saja, demi mengubah status Indonesia menjadi negara maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun