Mohon tunggu...
Moh Wahyu Syafiul Mubarok
Moh Wahyu Syafiul Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Part time writer, full time dreamer

No Sacrifices No Victories

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menghambat Kiamat Iklim dengan Ekosistem Karbon Biru

21 Agustus 2021   21:18 Diperbarui: 21 Agustus 2021   21:18 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Johannes Plenio on Unsplash   

Apabila dioptimalkan dengan baik, Indonesia memiliki peluang untuk memimpin capaian target NDC (Nationally Determined Contributions). Salah satu parameter penanganan negara untuk penanganan krisis iklim.

Walaupun memberikan banyak keuntungan, ekosistem karbon biru yang paling terancam di  Bumi. Sekitar 980.000 hektar ekosistem ini dihancurkan setap tahunnya. Diperkirakan  sampai dengan 67% dari  seluruh cakupan global mangrove, rawa pasang surut, dan padang lamun telah hilang. Jika hal ini berlanjut, maka 40% ekosisem karbon biru akan hilang dalam kurun waktu 100 tahun ke depan. 

Bila dibiarkan terdegradasi, ekosistem  ini  akan  menjadi sumber emisi gas rumah kaca karbondioksida yang besar. 

Tingkat kehilangan ekosistem pesisir yang ada saat ini dapat  menyebabkan 0,15-1,02 miliar ton CO2 dilepaskan  setap  tahunnya. Tentu ini menjadi mimpi buruk bagi penanganan krisis iklim global. Fakta tersebut diperkuat dengan grafik pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik kerusakan ekosistem karbon biru setiap tahunnya (Hoegh, 2010)
Gambar 1. Grafik kerusakan ekosistem karbon biru setiap tahunnya (Hoegh, 2010)

Gambar 2 menunjukkan kuantitas serapan ekosistem karbon biru yang lebih banyak dibandingkan dengan  penyerapan  dari  hutan  daratan. Seluruh emisi karbon tersebut tersimpan di bawah tanah hingga 99%. 

Tanah yang kaya karbon ini dapat mencapai hingga enam meter di bawah tanah, membuatnya dapat bertahan untuk waktu yang sangat lama (hingga ribuan tahun). Kita bisa melihat bagaimana potensi besar dari ekosistem karbon biru di gambar 3.

Gambar 2. Perbandingan simpanan karbon di ekosistem karbon biru dengan ekosistem hutan daratan (Pendleton dkk. 2012).
Gambar 2. Perbandingan simpanan karbon di ekosistem karbon biru dengan ekosistem hutan daratan (Pendleton dkk. 2012).

Gambar 3. Potensi penyerapan emisi oleh ekosistem karbon biru (Murray, 2011).
Gambar 3. Potensi penyerapan emisi oleh ekosistem karbon biru (Murray, 2011).

Melihat beragam potensi tersebut, sudah sepatutnya kita optimalkan untuk menghambat kiamat iklim terjadi. 

Guna menjaga keberlanjutan dari ekosistem karbon biru, langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah menyelamatkan ekosistem mangrove pesisir. Bagaimanapun, Nelleman (2009) menyebut bahwa bentang  mangrove  memiliki  arti  penting  bagi  iklim  global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun