Mohon tunggu...
L. Wahyu Putra Utama
L. Wahyu Putra Utama Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi

Literasi dan Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hanya Prabowo dan HRS yang Dapat Meredam Tensi Politik

14 Juni 2019   14:58 Diperbarui: 14 Juni 2019   15:29 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Soal Pilpres, Hanya Prabowo dan HRS yang dapat meredam kisruh politk hari ini".

Kita hanya butuh dua tokoh saja untuk mendinginkan gaduh politik pasca Pemilu 2019. Tokoh itu tak lain, Prabowo Subianto dan Habib Rizieq Syihab (HRS). Tak perlu yang lain, apalagi menunggu pertemuan antara Paslon 01 (Jokowi-Amin) dan 02 (Prabowo-Sandi), bersyukur bila esok hari putra-putra terbaik bangsa itu bertemu di kedai kopi atau di Warteg, ngopi dan makan bareng di satu meja. Kalau tidak, jelas kondisi kita begini-begini saja, memanas dan makin membara.

Memanas karena para pendukung belum legowo  menerima kekalahan. Termasuk-lah saya, pendukung setia paslon yang (kalah). Meski begitu, masyarakat awam seperti saya ini  sadar bahwa itu sebatas kontestasi demokrasi. Tapi ada saja, sebagian pihak belum bisa menerima (kekahalah).

Seperti pengalaman tiga hari lalu, saat saya menghadiri acara pernikahan, bersua foto dengan mempelai. Saat kami sedang asyik selfie, tiba-tiba ada yang datang ke arah kami, sebut saja pria Anonim yang bermaksud foto bersama. Anehnya, laki-laki itu justru berteriak; "Prabowo-Prabowo musti menang, salam dua jari Yes". Sembari menunjukkan simbol  jari pilihannya.

Saya tidak mengerti, apakah acara pernikahan sakral itu untuk para pendukung-Prabowo atau tidak. Yang jelas, dia nampaknya belum bisa move on. Beda dengan saya yang sudah bisa move on, karena demokrasi itu bukan soal cinta, tapi hanya sebatas pilihan politik. Meski pilihan saya (kalah), kehidupan ini belum berakhir juga. Meski kalah, rasa hormat dan bangga saya tetap tertambat  pada Prabowo; negarawa, pemikir, nasionalis dan menginspirasi. Intinya, saya masih nge-fans. Dari beliau (Prabowo) saya banyak belajar bagaimana karakter seorang pemimpin besar.  

Contoh lain, hampir satu minggu lebih, keluarga saya tak saling sapa karena beda pilihan politik. Apalagi ada saja yang punya niat (jail) ngempor-ngompori, sengaja menambah  volume sound televisi ketika  detik-detik Jokowi mengumumkan kemenangan versi Quick Count. Begitu panasnya Pilpres kali ini, lebih panas dan menakutkan dari putus cinta.

Bahkan, setelah Pemilu, isu soal "referendum' mencuat ke permukaan. Mungkin sebab musababnya, bukan politik. Tapi karena momentum politik, publik kemudian menilai itu karena sikap politik, kalah dalam kontestasi. Belum lagi, kerusuhan 21-22 Mei, puncak kisruh setelah pemilu itu menyebabkan puluhan kehilangan nyawa. Dipastikan,  dalangnya, sedang cemas esok atau lusa akan diseret ke jeruji besi.

Saya yakin yang bisa mamadamkan tensi politik  hanya Prabowo dan HRS, bukan Jokowi. Kenapa demikian? itu karena sikap "sentimen" Prabowo yang menolak hasil pemilu, menuduh KPU curang,  dan mengklaim dirinya menang. Dalam demokrasi sikap ini sah-sah saja, tapi demokrasi bukan saja soal "klaim-klaim" politis, lebih dari itu sikap negarawan dibutuhkan untuk tetap menjaga keutuhan bermasyarakat dan berdemokrasi.

Demikian pula HRS, meski tinggal di negeri orang, ia tetap mengendalikan FPI dari jauh. HRS punya dukungan solid, suaranya seolah komando yang harus di taati, bukan saja soal agama, tapi juga pilihan politik.

Saya tidak bermaksud (menuduh) atau bikin gaduh, tulisan ini murni mengharapkan agar Pak Prabowo dan HRS mengeluarkan sikap resmi, mengajak pendukungnya "menerima" siapa-pun presidennya, demikian apabila putusan sengketa Pemilu MK  memenangkan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun