Mohon tunggu...
L. Wahyu Putra Utama
L. Wahyu Putra Utama Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi

Literasi dan Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

The Last Minutes Peta Konstelasi Pilpres 2019

16 April 2019   19:09 Diperbarui: 16 April 2019   19:16 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali pada potensi kebangkitan Islam-politik, saya menggaris bawahi, definsi Islam-politik yang dimaksud adalah Islam inklusif, sebuah gerakan kalangan Islam terbuka; watak Islam nasionalis. Lalu siapakah kelompok Islam politik yang dimaksud? Hingga kini ada pelbagai partai politik Islam dengan berbagai landasan politik yang berbeda-beda, PAN dan PKS adalah sederet partai basis Islam. Meskipun demikian, hanya PKS dan PAN yang mampu bersaing dengan partai politik di tengah dominasi  partai berhaluan sekular.

Apa yang kita khawatirkan?

Pertanyaan ini muncul dari beragam tuduhan yang ditujukan pada partai Islam atau bahkan stereotape ini dilontarkan pada paslon Prabowo-Sandi. Tuduhan itu di antaranya bahwa jika Paslon No.Urut 02 menang, Indonesia akan menjadi negara khilafah dan tuduhan-tuduhan yang tidak logis atau bahkan jauh dari fakta. Sekali lagi saya tegaskan, kita tidak perlu khawatir dengan Islam-Politik, sebaliknya  kita harus berangkat dari pemahaman universal bahwa Islam Indonesia pada taraf konsepsi negara telah berpadu dengan nasionalisme, cinta tanah air dan harmonis.

Mari kita belajar dari sejarah, bahwa Islam-lah yang pertama kali merangkul, Islam-lah yang berhasil menanamkan  nasionalisme di hati rakyat, Islam-lah yang lebih dahulu merangkul semua elemen bangsa untuk sama-sama berjuang membela bangsa, spirit nasionalisme itu lahir atas usaha dan kerja keras dari tokoh-tokoh Islam. Islam masyoritas Indonesia sudah paham demokrasi, arti perjuangan dan nasionalisme itu sendiri sehingga anda dan siapapun itu tidak perlu takut, mencela dan menggiring opini. Fenomena bangkitnya Islam-politik adalah sejarah demokrasi yang akan terulang kembali, Islam-politik yang dimaksud adalah Islam inklusif, terbuka bagi demokrasi, merangkul dan saling menghargai, bukan hanya antar se-agama, melainkan bagi semua golongan.

Salam Hangat......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun