Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Diduga Ikuti Sekte Apokaliptik

15 November 2022   15:29 Diperbarui: 15 November 2022   16:03 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tewas pada Kamis, 10 November 2022 lalu. 

Kasus berawal ketika warga setempat mencium aroma busuk dari rumah korban. Bersama polisi, warga masuk ke dalam rumah dan menemukan jasad korban telah membusuk. Para korban berinisial RG (71), DF (42), RM (66) dan BG (68).

Setelah melalui otopsi, polisi mengatakan bahwa tidak ditemukan bekas kekerasan pada tubuh korban. Bahkan yang lebih mengejutkan adalah tidak ditemukannya sisa makanan pada organ dalam. Hal ini mengindikasikan korban tewas karena kelaparan.

Namun, hal tersebut dibantah oleh keluarga korban. Keluarga mengaku bahwa korban bukan orang yang tidak punya secara ekonomi sehingga tidak mungkin menderita kelaparan.

Mengacu pada tribunnews.com, Adrianus Meliala, seorang kriminolog Universitas Indonesia, menduga kematian sekeluarga di Kalideres karena menganut sekte apokaliptik.

Apa sebenarnya Apokaliptik?

Jika dilihat dari bahasa Yunani, 'Apokaliptik' berarti 'menyingkap' atau 'membuka'. Sedangkan menurut KBBI, apokaliptik bermakna kehancuran dunia.

Melansir tvonenews, Apokaliptik merupakan aliran yang percaya akan datangnya penghakiman Tuhan karena dunia ini sudah rusak dan akan digantikan oleh dunia baru.

Penganut Apokaliptik dapat juga dijumpai di luar Indonesia sebagaimana kasus di Amerika, sekira 39 orang tewas dalam gerakan bunuh diri massal pada 1997 dan menjadi kasus bunuh diri massal terbesar di sana.

Menurut penganutnya, bunuh diri merupakan cara cepat untuk menuju surga. Sesuatu yang tidak terlihat akan tampak dengan cara bunuh diri.

Kasus di Kalideres

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun