Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pensil Warna Abay: Kebaikan yang Dikhianati

25 September 2022   11:04 Diperbarui: 25 September 2022   11:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya benar, saya Ayahnya."

"Abay dimana ya pak?"

Aku mendengar suara yang tidak asing langsung bergegas menghampiri. Benar saja, itu adalah pak Rahmad, pakai huruf D. Aku bertemu dengannya dua hari lepas di salah satu persimpangan jalan menuju sekolah.

"Oh pak Rahmad. Masuk pak." Aku mempersilakannya masuk.

Ayah kembali ke pertapaannya, membiarkan aku dan pak Rahmad di ruang tamu.

"Sudah jadi?" Pak Rahmad memulai obrolan.

"Sudah pak, sekitar 20 menit yang lalu. Sebentar saya ambil."

Aku kembali ke kamar, mengambil lukisan yang telah jadi.

"Wah bagus juga ya. Ini maharnya. Terima kasih ya. Saya mau lanjut dulu."

"Sama-sama pak Rahmad. Terima kasih juga ya."

"Assalamualaikum" Pak Rahmad pamit hendak pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun