Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Merespon Positif Kenaikan Harga BBM

3 September 2022   20:59 Diperbarui: 3 September 2022   21:15 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jika sebelumnya kita sering berkendara tanpa tujuan, kini saatnya mulai merubah pola hidup lebih bijak dan sederhana. Menyikapi kenaikan harga yang melambung tinggi, tentu saja merevisi aktivitas sehari-hari. 

Mengurangi berkendara pribadi mungkin dapat dilakukan sebagian orang, tetapi bagi mereka dengan kebutuhan tertentu, pilihan ini terbilang sulit. Karenanya, mengurangi kegiatan yang minim manfaatnya jauh lebih baik daripada harus merogoh kocek terlalu dalam hanya untuk membayar bensin.

2. Meningkatkan produktivitas

Kenaikan harga BBM ini harusnya dapat menjadi momen untuk meningkatkan produktivitas diri. Berkarya lebih banyak, berkreasi tanpa batas, atau melakukan inovasi dan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat luas. 

Jika produktivitas sulit ditingkatkan karena beberapa hal, setidaknya berusaha agar tetap melakukan kebaikan dan meninggalkan hal-hal buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Mempertajam doa agar diberikan rezeki berlimpah

Tentunya kita semua harus berdoa agar diberikan rezeki yang berlimpah. Gunanya, agar kita tidak merasakan kesusahan saat harga BBM naik lagi ditahun-tahun berikutnya. 

Harga-harga yang melambung tinggi tentu tidak menjadi masalah bagi mereka yang berduit banyak dan tak terhitung jumlahnya. Tetapi bagi rakyat kecil, tentu saja ini adalah jalan menuju alam barzah secara perlahan.

Hidup di Indonesia memang keras dan tidak mudah. Rakyatnya tidak boleh sakit karena pengobatannya mahal, kalaupun gratis akan sulit mengaksesnya, kalaupun mudah diakses, ada harga yang harus ditebus. 

Selain itu, hidup di Indonesia juga harus kaya, sebab harga-harga kian tahun kian menanjak. Belum lagi hutang negara yang kian membengkak, menambah daftar masalah yang harus diselesaikan para elite.

Tetapi kita rakyat biasa, hanya bisa menikmati segelas kopi panas di meja kecil di warung sudut kota. Itu pun setengah porsi dan dibayar kasbon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun