Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membelenggu Keterbatasan dengan Digitalisasi Pendidikan

12 Mei 2022   06:35 Diperbarui: 12 Mei 2022   06:41 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Baru saja dunia diterpa virus yang terus bermutasi dari satu jenis ke jenis lain. Ada banyak macam variannya, yang dengannya berdampak kepada segala macam aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, kesehatan, tidak terlepas pada aspek pendidikan yang merupakan proses untuk memanusiakan manusia.

Isu digitalisasi dalam dunia pendidikan bukan hanya karena terjadinya pandemi yang berkepanjangan. Wacana ini sedari dulu sudah digaungkan, mengingat wilayah Indonesia yang membentang luas dan beberapa daerah sulit mengakses pendidikan. Terlebih dengan adanya pandemi, justru isu ini menjadi semakin kuat dan hasrat untuk merealisasikannya semakin tinggi.

Dulu anak-anak berangkat ke sekolah dengan membawa banyak sekali buku. Beberapa diantara mereka mengalami kelainan tulang belakang karena keberatan membawa buku paket. Apabila hujan menerpa, buku-buku yang dibawa ikut basah, isi dalamnya rusak, tidak kelihatan dan akan mengganggu proses belajar mereka.

Bukan hanya itu, konstruksi sekolah di Indonesia yang pada masanya banyak menggunakan bahan kayu, termasuk urusan almari dan rak penyimpanan buku, maka buku-buku pelajaran banyak yang dimakan rayap. Kerusakan itu terus dialami setiap periode tertentu, seolah-olah hal tersebut lumrah dan dapat dimaklumi saja.

Juga perihal anggaran yang terbatas. Terkadang sekolah tidak mampu menyediakan buku pelajaran secara merata kepada seluruh peserta didik. Pernah diberlakukan sebuah kebijakan bahwa satu buku paket digunakan untuk dua hingga tiga peserta didik. Tidak solutif, tapi hanya itu alternatif yang tersisa. Sekolah benar-benar kehilangan marwah untuk menjadi fasilitator pendidikan.

Berangkat dari hal itulah seyogyanya semua stakeholder pendidikan bergerak untuk merespon permasalahan yang ada. Pandemi mengajarkan untuk mendigitalkan semua bidang, termasuk pendidikan dan komponen yang ada di dalamnya. Dalam hal ini adalah menyediakan buku pelajaran berbasis digital.

Dengan adanya buku-buku digital, maka satu problematika pendidikan di negeri ini terselesaikan. Pelosok negeri yang kesulitan mengakses buku-buku berkualitas, kini dengan mudah mendapatkan buku tersebut, walaupun dengan versi digital. Tentunya dengan harga yang lebih murah dibandingan versi cetak.

Dengan adanya buku digital, anak-anak yang bersekolah akan lebih mudah berangkat ke sekolah tanpa harus membawa buku yang berat dan menyakitkan badan. Digitalisasi pendidikan dalam komponen sumber belajar digital akan membawa banyak sekali dampak positif pada peserta didik.

Akan tetapi, permasalahan pendidikan di Indonesia bukan hanya sekadar buku cetak yang berat, rawan dimakan rayap, mudah rusak karena bencana alam seperti banjir, ataupun anggaran yang terbatas hingga satu buku dibagi untuk beberapa orang. Permasalahan pendidikan di Indonesia begitu kompleks dan multi.

Kemendikbudristek melalui Direktur Pendidikan Dasar, mengatakan bahwa visi pendidikan Indonesia bermaksud untuk mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Selain itu, pendidikan bermaksud untuk menuntaskan tantangan kemajuan teknologi informasi dan era globalisasi.

Atas visi tersebut tantangan pendidikan di negeri Bahari semakin besar. merealisasikan cita-cita dan harapan pendidikan untuk memberikan keterbukaan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengalami hambatan dibanyak hal. Terlebih dengan membentangnya alam Indonesia yang luas, maka itu menjadi suatu persoalan baru, dimana akan timbul kesenjangan pendidikan dan tidak meratanya mutu pada lembaga-lembaga yang mengelola pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun