Mohon tunggu...
Wahyu NurH
Wahyu NurH Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Korelasi dan Paradigma Kehidupan, "Antara Kehalalan, Kesejahteraan, dan Peradaban"

7 November 2017   23:28 Diperbarui: 12 November 2017   19:46 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Jika anda menginginkan perubahan sederhana dalam hidup anda, lakukanlah lewat tingkah laku anda. Tapi, jika anda menginginkan perubahan yang besar dan primer, lakukanlah dengan paradigma anda."

-- Stephen Covey-

Setiap manusia dalam menjalankan kehidupan dengan sesama makhluk-Nya tidak bisa terlepaskan dari campur tangan Tuhan-Nya, sebagaimana telah termaktub dalam norma filosofis negara, Pancasila.  Setiap orang yang berada di seluruh elemen berbangsa dan bernegara di Indonesia telah dijamin hak konstitusional oleh UUD 1945 seperti hak beragama, hak mendapat persamaan di bidang hukum, hak memperoleh penghidupan yang layak, hak untuk mengko nsumsi pangan dan menggunakan produk yang dapat menjamin kualitas hidup manusia.

Salah satu upaya untuk menjamin kualitas hidup masyarakat adalah sertifikasi halal pada produk yang digunakan. Halal bukan dilihat dari bahannya semata, tetapi juga dilihat dari proses pembuatan produk hingga tahap pengemasan. Pastikan bahan-bahan tambahan yang tidak halal tercampur ke dalam produk yang akan diproduksi. Sebagaimana yang diatur dalam perintah agama serta dalam Undang-undang (UU) No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH), perlu kecermatan khusus dalam memilih dan menggunakan produk yang digunakan sehari-hari. Mungkin hal tersebut justru memengaruhi keabsahan ibadah yang dilakukan seorang muslim.

Di usia yang sudah tidak dapat divisualkan dengan kesepuluh jari tangan, sudah sewajarnya saya dan rekan saya memasuki masa dimana setiap hal kecil menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Problematika mendasar yang sering dihadapi salah satunya adalah ketidakpercayaan diri seperti anggapan bahwa berat badan yang berlebihan, wajah mudah berminyak, munculnya jerawat, ataupun bibir yang pucat. 

Seringkali hal yang wajar bahwa gadis seusia saya menjadikan kosmetik merupakan kebutuhan yang mendasar baik untuk perawatan kulit maupun untuk menjaga kesehatan kulit. Penggunaan kosmetik di sini adalah salah satu bentuk ikhtiar kita sebagai wanita untuk mendapatkan kulit yang sehat dan terawat. Pemakaian kosmetik di sini juga secukupnya atau tidak berlebihan karena bukan sebagai sarana tabarruj atau menarik perhatian lawan jenis.  

Namun  sebagai insan muslim kita harus memperhatikan secara terperinci tentang produk yang kita gunakan pada kulit apakah sudah halal atau belum, karena halal bukan semata tentang konsumsi makanan atau minuman saja tetapi juga jenis kosmetik yang dikenakan pada kulit. Hal ini semakin diperkuat karena semakin banyak  masyarakat yang tak mengetahui bahan yang terkandung dalam kosmetika. 

Kosmetik terbuat dari bahan atau zat aktif dan zat aditif (tambahan). Tak jarang apabila kosmetik tersebut terdiri dari banyak bahan campuran atau gabungan yang berasal dari tumbuhan, hewan, sintetik kimiawi, mikroba, hingga jaringan atau organ tubuh manusia. Selain itu, tak semua produsen kosmetik mencantumkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk kosmetik secara lengkap.

"Dengan begitu, halal bukan hanya milik golongan tertentu, tetapi semata karena kebutuhan akan keamanan dan kualitas produk kecantikan yang diinginkan oleh seluruh perempuan,"

Bagi seorang yang beragama islam tentulah kehalalan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam kehidupannya. Termasuk dalam pemihan produk atau kosmetik. Akan tetapi yang perlu di ingat adalah konsep halal itu sendiri, yakni baik dan aman untuk tubuh. Itulah sebabnya mengapa makanan atau produk halal itu berlaku untuk "Yaa ayyuhannaas" atau seluruh umat manusia, bukan hanya "Yaa ayyuhalladzina amanuu" atau seluruh umat beragama islam.

Isu mengenai hal produk halal yang menjadi perhatian di Indonesia biasanya lebih fokus pada bahan makanan. Tetapi sebenarnya selain makanan kita sebagai umat muslim juga perlu memperhatikan hal lain, contohnya adalah kosmetik yang kita pakai. Karena bisa jadi kosmetika yang kita pakai mengandung zat haram yang dilarang oleh agama islam, seperti pemakaian alkohol, lemak babi, dll. Selain mengandung zat haram yang tidak diperbolehkan, kosmetik juga harus baik untuk tubuh dan aman digunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun