Mohon tunggu...
wahyuning rum
wahyuning rum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kkn uin walisongo semarang

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Kelompok 98

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Vaksin terhadap Kegiatan Tatap Muka di SDN Petarangan

27 November 2021   15:01 Diperbarui: 27 November 2021   15:06 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dua tahun terakhir ini kita sedang dihadapkan oleh masalah yang besar dengan hadirnya wabah yang mendunia yaitu Covid-19 yang mengharuskan seluruh kegiatan diberhentikan dan dilaksanakan secara virtual tak terkecuali kegiatan belajar di sekolah. Pembelajaran online atau daring menjadi solusi satu-satunya yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tanpa tatap muka yang menjadi tantangan besar bagi semua yang terlibat didalamnya.

Berbagai solusi telah direncanakan dan dijalankan salah satunya yaitu menggalakan vaksin untuk seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan menormalkan kembali kegiatan-kegiatan yang tertunda karena wabah yang mendunia ini, begitu juga di dunia pendidikan. Pengadaan vaksin di Indonesia dimulai pada pada awal tahun 2021.

Namun sangat disayangkan peminat vaksin di Indonesia belum banyak bahkan ada yang takut karena rumor yang tersebar bahwa vaksin bisa membuat orang meninggal dunia, sehingga banyak orang yang masih meremehkan vaksin pada awal tahun 2021, sehingga segala kegiatan belum berjalan lancer termasuk kegiatan belajar mengajar disekolah. 

Namun dengan gigihnya pemerintah terus menerus mengajak masyarakat untuk melakukan vaksin sehingga masyarakat mulai sadar pentingnya vaksin dan sedikit demi sedikit mulai mau untuk divaksin dan kegiatan mulai berjalan sedikit demi sedikit.

Dalam dunia pendidikan disetiap daerah dilakukan secara berbeda-beda tergantung situasi berada di level berapa PPKM di daerah tersebut, dengan upaya vaksin yang dilakukan untuk Guru bahkan untuk siswa sedikit demi sedikit dengan ijin pemerintah daerah setempat kegiatan tatap muka mulau dilakukan meskipun masih sangat minim dan terbatas waktu, seperti siswa sekelas dibagi menjadi 2 waktu dengan berkelompok, seperti contoh 1 kelas terdiri dari 20 siswa maka dibagi menjadi 2 kelompok dengan waktu belajar tatap muka disekolah berbeda.

Upaya vaksinasi merupakan langkah yang tepat guna menormalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan sedikit demi sedikit sudah dilaksankan tatap muka. Meski beberapa orang belum mau divaksin akan tetapi sedikit demi sedikit masyarakat sudah mulai sadar dengan vaksin, karena vaksin adalah salah satu upaya pencegahan wabah Covid yang masih menjadi masalah besar dinegara kita.

Dengan memberikan vaksin bagi Bapak Ibu guru dan tenaga pendidik serta siswa yang diutamakan dalam rangka memperlancar pembelajaran tatap muka ini, salah satunya yaitu dengan pengadaan vaksin masal di sekolah-sekolah.

Dengan menggunakan system pergantian jam belajar SD N Petarangan menerapkan system tersebut guna meangsungkan pelajaran tatap muka, akan tetapi menurut bapak ibu guru di SD N Petarangan hal tersebut sangat tidak efektiv mengingat dengan karena pembelajaran online menyebabkan banyak siswa yang ketinggalan perkembangan belajar seperti banyak anak-anak yang belum lancar bahkan ada yang belum bisa membaca sama sekali dalam hal membaca.

Maka dengan harapan adanya vaksin ini bisa mempercepat proses pembelajaran tatap muka di sekolah dengan arapan dapat meningkatkan kondisi pengetauan anak-anak yang terhambat selama belajar online 2 tahun terakhir ini.

Sekolah – sekolah di Kab. Temanggung pun sudah mulai berjalan normal dari mulai SD, SMP, SMA dan SMK salah satunya yaitu SD N Petarangan ini. Maka adanya vaksin sangat mempengaruhi kegiatan belajar tatap muka dengan tetap mematuhi protocol kesehan yaitu dengan 5 M yaitu :

  • Mencuci tangan
  • Memakai masker
  • Menjaga jarak
  • Menjauhi kerumunan
  • Mengurangi mobilitas

Dan pihak sekolah pun sudah memberikan fasilitas untuk cuci tangan dan di dengan mengurangi kerumunan sehingga jadwal sekolah setiap kelas dibagi menjadi 2 kloter ada yang 1 minggu masuk 3 kali ada yang missal 1 kelas dibagi menjadi 2 kelompok dan kelompok A masuk dari jam 7 sampe jam 10 dan kelompok B dari jam 10 sampai jam 1 hal ini diarapkan bisa mengefektivkan kegiatan belajar dan mengurangi kegiatan belajar online yang tidak efektive karena beberapa hal,salah satunya yaitu dengan belajar online menggunakan HP embuat anak lama-lama menjadi kecnduan gadget karena minimnya pengawasan orang tua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun