Mohon tunggu...
wahyu mada
wahyu mada Mohon Tunggu... Penulis - Pemuda dari Nganjuk yang ingin memandang dunia dari berbagai sudut pandang

Sejarah dadi piranti kanggo moco owah gingsire jaman (KRT Bambang Hadipuro)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Nganjuk: Mangga Golek Sebagai Komoditas Unggulan Warga Berbek Tahun 1936 - 1941

19 September 2021   18:46 Diperbarui: 19 September 2021   19:19 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NGANDJOEK (Pasar te Kerep) https://www.delpher.nl/ De Locomotief, 19-11- 1038, (267) Universitaire Bibliotheken Leiden, dipublikasikan di Semarang

Kesimpulan

         Budidaya mangga golek sudah menjadi salah satu kegiatan perekonomian utama di Kawedanan Berbek, Regentschap Nganjuk. Desa Cepoko dan Berbek merupakan desa yang paling banyak menyumbangkan hasil mangga dibandingkan desa lainnya di wilayah Kawedanan Berbek. Mangga golek yang memiliki rasa manis dan berair telah menjadi primadona unggulan wilayah ini. Terdapat depresi ekonomi yang melanda dunia, tidak terkecuali Hindia Belanda tahun 1930-an yang juga berdampak pada dunia budidaya mangga golek di Berbek. Sejak tahun 1936 hingga 1941, depresi ekonomi semakin mambaik dan juga sangat berdampak pada komoditas mangga golek Berbek.

Hasil dari budidaya mangga golek Berbek mengalami pasang surut pada tahun 1936-1941, namun faktor utama pasang surut ini diakibatkan oleh gagal panen karena cuaca dan tidak disebabkan depresi yang mendalam.

Secara umum hasil budidaya mangga golek semakin tahun semakin meningkat setelah masa depresi 1936-1941, jika itu tidak terhambat cuaca buruk, seperti hujan angin dan cuaca panas berkepanjangan. Pada tahun 1936 belum menunjukkan peningkatan hasil yang banyak, namun terus meningkat banyak di tahun 1937 seiring dengan lancarnya panen dan meningkatnya ekonomi penduduk.

Masalah kecil muncul pada tahun 1938 disaat cuaca buruk melanda dan menyebabkan panennya sedikit buruk, namun tidak ada yang dikhawatirkan karena harga mangga tahun 1938 lebih tinggi dari tahun 1937. Pada tahun 1939 hasil panen dan harga buah mangga golek meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun harga dan kualitas buah yang dipanen turun pada tahun 1940 karena cuaca panas berkepanjangan. Hal tersebut dapat teratasi pada tahun 1941 karena kualitas buah dan harga meningkat lebih dari dua kali lipat dari harga tahun sebelumnya.

Saran

         Pada era sekarang ini setidaknya dapat dikembangkan komoditas lokal daerah. Komoditas lokal itu dapat berupa apa saja, baik produksi buah, sayur, kerajinan tangan, perhiasan, atau apa saja yang menjadi daya tarik khas wilayah itu. Potensi pengembangan produk lokal tentunya akan menjadi sumber perekonomian masyarakat itu sendiri, seperti yang dicontohkan oleh masyarakat Kawedanan Berbek pada masa itu.

Sejatinya pada era sekarang ini masyarakat Berbek sudah tidak fokus membudidayakan mangga golek sebagai komoditas utama, namun lebih fokus pada berbagai jenis buah, seperti salak dan rambutan. Tetap saja dengan pengolahan salak dan rambutan yang baik serta efektif, mereka sekarang menjadi sentra buah salah utama bagi Kabupaten Nganjuk. Apabila komoditas lokal daerah tertentu dimanfaatkan secara optimal, maka dengan otomatis kan menjadi penggerak utama perekonomian daerah itu.

Selain itu juga dapat menjadi basis ekonomi wilayah. Tentunya untuk mengembangkan produk khas lokal membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Kita perlu mengevaluasi keunggulan dan kekurangan produk tiap wilayah, memberikan pandangan kedepan untuk peluang pengembangan komoditas lokal berdasarkan analisis, dan memberikan jawaban untuk mengoptimalisasi peroduk-peoduk lokal yang ada disetiap daerah.

Sejatinya banyak kasus produk lokal desa, kecamatan, dan kabupaten menjadi komoditas unggulan. Tentunya harus dilaksanakan secara optimal. Tidak hanya pemimpin desa, camat, atau bupati yang harus turun tangan sendiri, namun masyarakat harus mendukung dan dapat bekerja sama secara tidak terpaksa dan efektif demi optimalisasi produk lokal menuju produk unggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun