Mohon tunggu...
wahyu mada
wahyu mada Mohon Tunggu... Penulis - Pemuda dari Nganjuk yang ingin memandang dunia dari berbagai sudut pandang

Sejarah dadi piranti kanggo moco owah gingsire jaman (KRT Bambang Hadipuro)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Nganjuk: Mangga Golek Sebagai Komoditas Unggulan Warga Berbek Tahun 1936 - 1941

19 September 2021   18:46 Diperbarui: 19 September 2021   19:19 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1937 sudah mulai terlihat peningkatan produksi mangga golek di Berbek. Tentunya hal ini juga berkaitan dengan kegiatan ekspor dan pendapatan yang membaik. Pendapat Karl Butcher tentang rumah tangga kemasyarakatan sangat cocok dengan kondisi ini, dimana ekonomi tumbuh karena terdapat perdagangan beberapa wilayah kota. Pendapatan dunia perdagangan global sedikit meningkat, utamanya di Amerika Serikat tahun 1936.

Soegijanto Padmo dalam jurnalnya Depresi 1930-an dan Dampaknya Terhadap Hindia Belanda mengatakan bahwa terdapat perbaikan kecil bagi negara tahun 1937. Hal ini juga terlihat di Berbek pada saat jumlah mangga golek hasil panen pada tahun 1937 yang lebih baik jika dibandingkan tahun 1936. Sebuah koran De Indische Courant yang diterbitkan pada 1 Desember 1937, mencatat mengenai budidaya mangga di Berbek dengan judul De Mangga-Cultuur. Harga buah mangga golek tahun 1937 meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan ini berhubungan dengan membaiknya kondisi ekonomi penduduk.

Pembangunan ekonomi negara yang lambat memancing naiknya pendapatan lokal penduduk sedikit demi sedikit. Bahkan koran ini juga mencatatat bahwa distribusi penjualan mangga golek dari Berbek tahun 1937 mencapai Kediri dan Surabaya. Desa yang menghasilkan mangga yang paling dicari di Kediri dan Surabaya adalah Desa Berbek dan Cepoko, semuanya masuk wilayah Berbek.

 

 

screenshot-2021-0816-211758-1-61471cd006310e08ce646b62.png
screenshot-2021-0816-211758-1-61471cd006310e08ce646b62.png

KEDIRI (Mangga-Pluk) https://www.delpher.nl/ De Indische Courant, 7-11-1936, (47) KB C 248. Dipublikasikan di Surabaya


screenshot-2021-0816-211431-2-61471d0e06310e1f013977e2.png
screenshot-2021-0816-211431-2-61471d0e06310e1f013977e2.png

NGANDJOEK (De Mangga-Cultuur) https://www.delpher.nl/ De Indische Courant, 1-12-1947, (67) KB C 248. Dipublikasikan di Surabaya

       Dalam koran yang sama De Indische Courant yang diterbitkan 7 November 1936 dengan judul Mangga Pluk, mengatakan bahwa panen mangga tahun 1936 tidak mudah bagi para penjual tahun ini. Pada tahun 1936 tidak dapat melihat pembeli yang banyak di regentschap, tidak ada skala yang besar seperti dahulu. Bahkan yang lebih parahnya lagi koran ini menyebutkan masa-masa sulit ini, penjual mangga tidak bisa hanya menunggu buah matang dari pohonnya, melainkan menggunakan cara cepat dengan menggunakan daun saga yang diletakkan dalam wadah agar mempercepat pematangan buah mangga golek.

Slogan dari penjual saat itu "semakin cepat kita mendapatkan uang, semakin baik". Cara untuk mendapatkan buah mangga matang secara cepat justru dinilai tidak baik pada tahun ini, karena rasa dari buah mangga tidak seenak buah yang matang langsung dari pohonnya. Perubahan terjadi seiring berkembangnya waktu, bahkan pada saat ini. Cara untuk mempercepat pematangan mangga dengan karbit (kalsium karbida) dianggap normal. Sebenarnya gas karbit bisa saja masuk daging buah melalui kulit.


 Budidaya Mangga Golek Masa Akhir Depresi Ekonomi Tahun 1938- 1939

      Perbaikan kondisi ekonomi pada tahun 1938-1939 terlihat jelas, utamanya bagi dunia budidaya mangga golek di Berbek. Pada tahun 1938 terdapat masalah bagi dunia budidaya mangga golek di Berbek, utamanya panen mangga yang bermasalah dengan angin kencang dan hujan deras. Angin kencang dan hujan deras itu utamanya terjadi saat pembentukan bunga mangga dan pembentukan buah. Masa pembentukan bunga dan buah mangga merupakan masa yang sangat rawan, karena jika bunga banyak yang rontok maka buah yang dihasilkan akan jauh lebih sedikit. Hal ini dicatat dalam koran De Indische Courant dengan judul De Mangga-Oogstijd yang diterbitkan pada 5 Oktober 1938.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun