Mohon tunggu...
Wahyu Fajar Lestari
Wahyu Fajar Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer - Mahasiswa

Menyukai pendidikan, menulis, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siap Memeriahkan Akhir Tahun 2022, Disparbudpora Pacitan Gelar "Festival Ronthek Gedhen"

8 Desember 2022   17:21 Diperbarui: 8 Desember 2022   17:31 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Instagram @pemkabpacitan

Rontek merupakan salah satu jenis seni pertunjukan khas Pacitan, Jawa Timur. Pada mulanya, kesenian ini hanya muncul saat bulan Ramadhan saja.

Tetapi seiring berkembangnya zaman, seni rontek ini kemudian digelar dalam bentuk festival dan dilombakan hampir setiap tahunnya. Ajang ini kemudian dikenal dengan sebutan Festival Rontek Pacitan (FRP).

Festival ini pertama kali digelar pada tahun 2011 tepatnya tanggal 18 -- 19 Agustus. Namun, pada awalnya acara ini belum digelar dalam bentuk festival melainkan hanya dalam bentuk perlombaan.

Seiring berkembangnya zaman, pagelaran Festival Rontek semakin bervariasi. Kegiatan ini sering kali dipadukan dengan pertunjukan tari, alunan-alunan musik modern, dan karya seni lain.

Berbagai lakon cerita turut diangkat dalam Festival Rontek Pacitan, tentunya dengan menghadirkan filosofi-filosofi suci yang bermakna.

Dikutip dari timesindonesia.com, istilah Rontek menurut kamus Bausastra adalah panji-panji atau bendera kecil berlandaian tombak.

Secara umum, seni Rontek berasal dari dua istilah yaitu "Ronda" dan "Thethek". "Ronda" adalah kegiatan berjalan berkeliling untuk menjaga keamanan atau berpatroli sedangkan "Thethek" adalah alat sejenis kentongan yang terbuat dari potongan bambu.

Jadi, Rontek adalah sebutan untuk aktivitas masyarakat yang melakukan ronda malam sambil memukul thethek/kentongan bambu.

Secara spesifik, thethek  terbuat dari bambu yang dilubangi memanjang di bagian tengahnya, bisa berbunyi apabila dipukul, dan mempunyai panjang kurang lebih 50 cm.

Alunan musik yang harmonis, unik, dan menarik ini kerap kali dipadukan dengan alat musik lain seperti gong, saron, dan kenong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun