Mohon tunggu...
Wahyu Kuncoro
Wahyu Kuncoro Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca di saat ada waktu, penulis di saat punya waktu.

Seorang suami dan ayah 1 anak, tinggal di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara di Loteng

13 Juni 2021   11:45 Diperbarui: 13 Juni 2021   11:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara itu tidak terdengar lagi. Dalam otak Banyu, teruslah bergejolak untuk mau tahu suara apa sebenarnya. Ia tahu, ibunya belum memberi jawaban yang meyakinkan. Halaman terakhir telah tuntas diselesaikan. Banyu menguap kuat. Tak lama lagi ia segera tertidur.

***

Selama beberapa malam, suara itu selalu datang pada waktu yamg kurang lebih sama. Hal itu mengganggu pikiran Banyu. Ia ingin sekali mengetahuinya. Kini, dia sudah tidak cemas lagi mendengar suara itu.

Saat sudah di tempat tidur, ia melompat berlari mencari bapaknya. Ibunya tak kuasa menahannya.

"Bapak, itu suara apa?" tanya Banyu.
"Bapak tidak tahu," jawabnya.

Sebenarnya, bapak dan ibu Banyu telah mencari tahu suara itu. Mereka belum yakin benar suara binatang apa. Kesimpulan mereka: suara burung elang. Mungkin ada jenis elang yang suka terbang malam. Tapi, suata binatang yang selalu bertengger di rumah loteng sebelah tempat tinggal mereka tetap menjadi teka-teki. Bapak dan ibu Banyu bersepakat untuk memecahkan bersama-sama, bahkan melibatkan Banyu.

"Bapak, ayo kita cari tahu suara itu!" pinta Banyu.

Bapak Banyu sangat senang mendengar permintaan anaknya. Mereka berdua keluar rumah. Banyu memegang tangan kiri bapaknya. Perasaan dag dig dug terasa sedang menyelimuti si kecil.

"Suaranya dari sana, Bapak!" seru Banyu.
"Tapi, saya tidak bisa melihatnya," jawab Bapak Banyu.

Diambillah hp dan dibukanya senter dari hape itu. Cahayanya tidak begitu kuat menjangkau benda di kegelapan di bagian paling atas loteng itu. Banyu nampak tidak puas. Namun, tak ada lagi cara lain untuk menyimpan penasarannya. Senter yang dia punya sudah rusak ketika Banyu menjatuhkannya beberapa bulan lalu.

Malam itu, Banyu tidur membawa sebuah keingintahuan yang belum tuntas. Tapi, dia cukup yakin bahwa itu suara binatang pemakan buah, kelelawar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun