Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Pesisir Makassar Tercemar Berat, Salah Siapa?

16 Maret 2018   00:56 Diperbarui: 16 Maret 2018   18:12 1637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: mongabay.co.id

Abdul Rahman Bando menatap miris pemandangan di depannya. Genangan sampah plastik yang seperti tak hentinya berdatangan, meski beragam upaya pembersihan telah dilakukan. Kontras dengan kemewahan dan keindahannya, pesisir Pantai Losari tampak begitu kumuh dengan air berwarna hijau pekat.

"Setiap hari seperti ini, sudah dibersihkan lalu datang lagi sampah dari berbagai penjuru seperti tak ada habisnya. Kita sudah kerahkan tiga armada pembersih pantai namun sepertinya tak cukup banyak membersihkan sampah yang ada," ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar.

Rahman terlihat cukup frustasi melihat kondisi sampah belum bisa tertangani dengan baik dan di sisi lain belum ada kesadaran masyarakat untuk turut serta menjaga laut dan pesisir.

"Harus ada kesadaran kolektif masyarakat bahwa pelestarian ekosistem laut itu tidak hanya dilakukan dan dibutuhkan oleh nelayan yang beraktivitas di laut, namun juga bagi yang tinggal di darat. Coba lihat sampah-sampah di Losari ini sebagian besar merupakan hasil buangan orang-orang di darat dibanding dari yang terbawa arus."

Sebagai salah satu pusat hiburan warga, Pantai Losari memang selalu padat dikunjungi warga di malam hari dan hari libur. Meski telah disiapkan tempat sampah, namun sebagian pengunjung tetap membuang sampah sembarang dan ada yang langsung membuang ke laut.

"Berapa pun kekuatan kami membersihkan laut ini tidak akan mampu mengimbangi jumlah penduduk yang membuang sampah dari daratan," tambah Rahman.

Dalam sehari, jumlah rata-rata sampah yang terangkat dari Pantai Losari bisa mencapai setengah ton. Pemkot Makassar melalui DP2 sendiri telah membuat jaring yang dibuat seperti kantung atau bubu, untuk memerangkap sampah sejak tiga minggu lalu. Hasilnya sangat efektif meminimalkan sampah dari muara kanal menuju Pantai Losari.

"Dulu kita hanya bikin jaring tapi hanya menahan saja, jadi kalau arusnya pasang maka akan terdorong lagi ke kanal, kalau surut sampah-sampah itu akan datang lagi ke Pantai Losari. Dengan jaring perangkap ini sampahnya tertahan di tengah jaring sehingga bisa segera diangkat."

Hanya saja, menurut Rahman, penggunaan jaring ini meski efektif namun bukanlah solusi akhir dan hanya sebagai langkah antisipasi bersifat sementara. Penanganan sampah ini tetap membutuhkan perhatian semua pihak yang saling bersinergi, termasuk membangun kesadaran kolektif warga.

"Harapan kita orang yang tinggal di darat punya kesadaran bahwa kita tak boleh membuang sampah begitu saja, karena ketika tidak tertangani maka prosesnya lambat laun akan sampai ke laut. Ketika datang hujan maka sampah itu pertama-tama akan turun ke drainase, ketika airnya naik maka akan sampai ke kanal. Begitu sampai ke kanal, dalam hitungan jam sampah-sampah itu akan sampai ke laut."

Menurut Rahman, kondisi dasar Pantai Losari di dasar jauh lebih parah lagi karena dipenuhi oleh tumpukan sampah plastik yang telah menahun dan menumpuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun