Mohon tunggu...
Wahyu  Alfy Lutfihyanto
Wahyu Alfy Lutfihyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas sam ratulangi manado, sedang berproses dalam membaca dan menulis sekaligus berdiskusi. Berasal dari suku mongondow dan berdiam di kota metropolitan. Email : wahyualfylutfihyanto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelacur Itu Cinta Pertamaku

6 Februari 2017   19:00 Diperbarui: 1 April 2017   08:47 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini hujan, memberi tanda kesedihan pada raut wajah gadis muda yang berdiri di persimpangan jalan dengan pakaiannya yang terlihat begitu tidak sopan dari mata budaya timur. Hujan semakin deras  di tambah angin yang bertiup membuat suasana malam semakin dingin, menggigil rasanya melihat gadis itu dengan pakaian yang super minim dia pasti sangat kedinginan. Apa yang dia tunggu ? bertannya pada diri sendiri mencari jawab atas semua rasa penasaran ini.

Kulihat sesekali dia melambaikan tanggan kea rah mobil yang sedang melaju, nyala lampu mobil terpantul genangan air nampak jelas menyoroti wajahnya. Mulutnya yang kecil dilapisi lipstik merah semakin membuatnya manis ditambah rambut lurus yang di potong pendek hingga memperlihatkan lehernya yang jenjang, sangat cantik dimata pria normal; kebanyakan

Ingin rasanya mendekat, bertanya siapa namamu gadis ? sedang apakah kamu malam-malam begini apalagi cuaca sedang hujan; dalam hayalku yang imajinasinya memang cukup liar untuk oramg yang baru di kenal.

Kuteguk kopi hitam yang dari tadi sudah mengepulkan banyak asap wangi. Kata baristanya ini kopi robusta dengan rasanya yang khas gurih. 

Sambil kutatapi gadis itu kembali, hampir satu jam aku memandanginya berdiri sesekali dia duduk mungkin kakinya pegal karena memakai sepatu heels yang cukup tinggi. Beberapa menit kemudian mobil sedan mewah hitam mengkilat dengan kaca gelap menghampirinya, terlihat jelas perubahan raut wajahnya yang tadi terlihat sedih, murung, bercampur bingung dan gelisah mendadak melebarkan senyum yang sumeringah. 

Kembali bertannya pada diri sendiri; siapa orang yang ada di dalam mobil tersebut ? dan apa kiranya hubugan dengan gadis itu ? entah rasa penasaran ini semakin menjadi candu. Kuteguk lagi kopi yang sudah mulai dingin.

***

Sudah hampir seminggu wajah gadis itu terus membungkus pikiran, rasa penasaran terus menjadi-jadi sudah kuputuskan untuk kembali ke tempat dimana pertama kali melihatnya. Jam 20:10 Wita aku sudah berada di pelataran parkirar caffe gudang imaji, tempat itu namanya gudang imaji dengan jendelanya yang khas dari bambu membuat pengunjung leluasa melihat ke arah jalan dan pemandangan kota.

Aku mengambil tempat paling kiri meja nomor lima dekat jendela, karna di tempat duduk itulah bisa dengan sangat leluasa melihat persimpangan jalan dimana pertamakalinya aku melihat gadis yang membius pikiran ini. 

“ini mas pesanannya kopi robusta dan roti bakar special masih hangat, silahkan di nikmati” suara pelayan yang mengagetkan itu membuat lamunanku buyar. Aihh sial, padahal lamuan indah itu sudah mau mencapai klimaks; gerutu dalam hati. Sudah setengah jam duduk, kopi sudah hampir tandas di dasar gelas roti bakar tinggal segigit lagi namun belum ada tanda-tanda gadis manis itu bayangannya pun belum ada di persimpangan jalan.

Kulirik jam dinding yang ada di caffe sudah menunjuk pukul 23:55 Wita, entah sudah berapa lama aku duduk memandangi jalan itu. Malam ini takmembuahkan  hasil bayang gadis itu tidak terlihat membuat rasa penasaran semakin meledak-ledak muncul sebuah paradoks dalam pikiran antara penasaran dan rasa rindu keduanya saling ber-konfrontasi. Masa mungkin baru sekali melihat dan belum kenal nama sudah merasa rindu, ini cuma rasa penasaran tegas hati menafikan rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun