Mohon tunggu...
Wahyu  Alfy Lutfihyanto
Wahyu Alfy Lutfihyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas sam ratulangi manado, sedang berproses dalam membaca dan menulis sekaligus berdiskusi. Berasal dari suku mongondow dan berdiam di kota metropolitan. Email : wahyualfylutfihyanto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kecantikan Perempuan

25 April 2017   22:29 Diperbarui: 26 April 2017   07:00 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecantikan adalah  satu hal yang  selalu di dambakan seorang perempuan, siapa yang tidak ingin kelihatan cantik di depan pria yang disukai atau di depan teman-teman. Sudah hakikatnya perempuan ingin terlihat cantik dan menarik. Dalam sejarah ataupun mitologi-mitologi banyak menceritakan perempuan cantik dan perannya, tak jarang juga dikarenakan kecantikan perempuan, terjadi perang dan pertikaian.

            Dalam sejarah sendiri ada perempuan yang sangat cantik, demi satu perempuan ini ribuan orang rela mati untuknya banyak juga pria yang mencoba ingin menculiknya, perempuan yang bernama Helen adalah salah satu objek kisah cinta paling dramatis sepanjang sejarah. Pasalnya dialah  yang menjadi alasan perang selama sepuluh tahun antara yunani dan Trojan, pada saat ini di kenal sejarah dengan nama perang troya.

Demi untuk memperebutkannya yunani meluncurkan banyak sekali kapal perang menuju troy hanya untuk mengambil Helen. Damal mitologi, Helen memiliki garis keturunan para dewa, Helen dianggap sebagai putri raja para dewa, Zeus. Ibunya bernama Leda, istri raja Sparta, Tyndareus. Sunguh miris memang membaca sejarah kecantikan seorang Helen, karena kecantikannya yang menyebabkan Paris menculik hingga menyebabkan perang Troya.

Luar biasanya kecantikan perempuan hingga mampu mengubah bahkan menciptakan sejarah. Tidak heran pada dewasa ini perempuan berbondong-bondong mempercantik diri dengan segala cara walaupun itu sangat menyakitkan. Mulai dari suntik botox, implant payudara, bahkan pada tataran yang paling hina menurut kebanyakan laki-laki, melakukan operasi plastik dengan mengubah keadaan wajah dan kulit dari yang sebenarnya hanya untuk mengejar kecantikan.

Keadaan ini dapat didasari oleh mindset pemikiran yang sudah tertanam dalam diri setiap perempuan, bahwa kita sebagai perempuan akan terlihat cantik dan menggoda jika mempunyai kulit yang putih mulus, rambut panjang lurus berkilau, hidung yang berdiri tinggi, bibir merah merona, badan langsing, dan mempunyai payudara besar. Mungkin ini juga sudah menjadi sifat alamiah dari seorang perempuan yang ingin selalu terlihat cantik dan menawan bagai sosok yang tergambar tadi.

Tak heran banyak sekali alat dan produk kecantikan yang beredar di pasaran, kesemua produk tersebut hanya untuk memuaskan hasrat perempuan agar terlihat cantik. Perempuan Seolah menjadi tambang bagi para produsen produk kecantikan, dengan memainkan ilusi kecantikan memanfaatkan sifat alamiah perempuan yang selalu ingin terlihat cantik dan menarik, lewat iklan produsen memainkan kesadaran perempuan.

Lihat saja, mulai dari media elektronik sampai pada media-media sosial pada hari ini hampir kesemuanya memuat iklan tentang produk kecantikan. Jikalau di persenkan mungkin mencapai 85% iklan, hanya memuat tentang produk kecantikan. Mulai dari jenis shampo yang membuat rambut tampak lurus dan berkilau, sabun muka pencerah dan penghilang minyak, sampai pada kebutuhan bagian paling intim perempuan di iklankan.

Secara tidak langsung, lewat iklan tersebut produsen barang kosmetik mencekoki pemikiran perempuan dengan intensif dan lambat laun kian tertanam. Konsep dari kecantikan itu sendiri di ciptakan dengan sedemikian mapannya. Konsep kecantikan itupun di tampilkan lewat model yang terlihat langsing dalam iklan, memiliki rambut berkilau, kulit yang putih mulus dan sebagainya itupun menjadi ukuran kecantikan bagi perempuan.

Tak hanya pada soal cara memakai bedak, berpakaianpun turut di desain produsen. Perempuan cantik dan seksi ialah mereka yang memakai pakaian ketat sampai terlihat lekuk tubuh yang menggoda, memakai celana ketat pendek sampai terlihat paha. Terlihat menggoda memang di mata para lelaki jikalau ada perempuan yang mengeksplor tubuh dan mulus kulitnya, serasa ingin dinikmati tanpa berpaling. Inilah mungkin salah satu penyebab perkelahian antar pasangan baik yang baru pacaran ataupun yang sudah menika.

Dalam budaya dan tardisi di nusantara bahkan dunia banyak mengekspresikan diri dalam bentuk symbol kecantikan, jika ingin mendapatkan pengakuan tentang kecantikan, perempaun tersebut harus melakukan hal-hal tertentu bahkan sampai pada yang menyakitkan. Jikalau pada era modern ini hal yang paling menyakitkan adalah operasi plastik dan sejenisnya, hal tersebut sudah lama di lakukan perempuan suku mentawai di Indonesia.

Gadis mentawai memiliki kebiasan dalam tradisi kecantikan yang unik. Tradisi kerik gigi atau disebut meruncingkan gigi bagi para gadis suku mentawai. Tradisi ini dilakukan gadis mentawai sebagai bagian dari mempercantik diri hingga menjadi symbol kedewasaan seorang gadis. Suku mentawai percaya bahwa perempuan yang beranjak dewasa akan sangat terlihat cantik jika memiliki gigi runcing.

Jikalau para perempuan mentawai di dogma oleh kebudayaan leluhur yang menempatkan kecantikan hakiki tercapai lewat pelaksanaan kerik gigi atau meruncingkan gigi. Beda halnya dengan perempuan modern perkotaan yang termakan dogma, ilusi kecantikan hakiki yang dibuat oleh segelintir orang untuk mendapat keuntungan. Konsep ritualnya yaitu dengan membeli produk kecantikan agar kecantikan hakiki yang sudah ditetapkan ukurannya terpenuhi.

Hanya terlelap pada ranah kecantikan, perempuan lupa akan kesadaran dirinya. Buayan produk kecantikan yang begitu halus membuat perempuan kehilangan rasa bebas, kaum perempuan tidak memiliki lagi rasa jujur dan kenyamanan atas tubuhnya. Kecantikan seolah menjadi senjata untuk menghambat dan menidurkan kemajuan para perempuan. Setiap saat, setiap pergantian detik, menit, dan jam ilusi kecantikan semakin melelapkan perempuan pada kuil pemujaan atas kecantikan.

Pada akhirnya perempuan terjebak dirana dua zona, ingin terlihat cantik dengan mengikuti setiap trend kecantikan yang muncul dengan standar-standar terbaru namun semakin bisuh dan bodoh akan gagasan untuk memperjuangkan kaumnya. Atau memilih menjadi perempuan yang tetap sadar dan mencoba berupaya keluar dari kotak belenggu ilusi kecantikan. Seperti dalam ungkapan, Cantik Boleh Bodoh Jangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun