Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ecobodyisme: Dan Ternyata, Kita Memiliki Tubuh

30 November 2024   12:53 Diperbarui: 30 November 2024   12:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gilbert Ruiz / Pinterest

Sejak kapan kita sadar memiliki tubuh?. Apakah kesadaran akan tubuh total dalam diri kita pernah kah kita pertanyakan?. Tentu jawaban akan kembali pada setiap orang, namun pertanyaan ini membuat kita kembali merefleksikan sesuatu hal, siapa kita dan apakah kita Benar-benar menyatu dengan tubuh kita?. 

TUBUH DAN KESELURUHANNYA

saya atau bahkan aku adalah sebutan untuk individu. Dalam hal ini, bukan persoalan pemisahan antara aku dan saya, seringkali ia menyatu sebagai subjek. Aku dan saya hanyalah persoalan linguistik yang dibahasakan, ini artinya ada keruwetan bahasa yang di gunakan oleh manusia dalam membagi sebuah komunikasi. 

Jelas, kita akan bersepakat bahwa aku dan saya adalah satu kesatuan. Namun, apakah keduanya menempati tubuh?. Jawabannya iya, jelas kita akan menggunakan kata keduanya dalam persoalan tertentu sebagai individu, pengakuan terhadap aku dan saya dalam tubuh adalah penegasan terhadap diri sebagai subjek. 

Sehingga, dapat dikatakan dalam makna mendalam bahwa subjek adalah pernyataan sebagai individu yang mengaku atas aku dan saya yang telah tervalidasi. Subjek adalah diri kita yang sadar, baik itu dalam persoalan berfikir atau refleksi. 

Bagaimana dengan tubuh?. Adalah persoalan yang sama pula, kita memiliki tubuh yang setiap subjek ada dalam dirinya. Sejauh aku yang dihadirkan dalam bagian empirisme manusia, terkonfirmasi oleh inderawi dan terbaca oleh rasionalitas, ditemukan titik terang bahwa tubuh adalah bagian dari kesempurnaan diri sebagai individu. Akan tetapi tubuh tidak menjadikan subjek tergantung. Karena, konfirmasi tubuh hanyalah konfirmasi empiris atas keberadaan kita oleh inderawi. 

Akan tetapi, dalam persoalan subjek yang total, tubuh tidak diharuskan. Namun, keberadaan tubuh menjadi prasyarat terhadap kenyataan dan pernyataan atas subjek. Jelas, yang perlu kita catat di sini adalah subjek tidak melulu persoalan tubuh, namun tubuh adalah struktur penting untuk subjek menghadirkan diri. 

Sederhana nya bahwa subjek menghadirkan sesuatu objek dalam bentuk manusia, benda, dan lain haruslah terkonfirmasi dalam entitas tubuh nya. Akan tetapi dalam persoalan lain, tubuh tidak melulu mengantungkan diri pada semisalkan dalam persoalan kematian di masa lampau, atau pengenalan terhadap spesies yang sudah punah. Akan tetapi kita punya gambaran sebagai subjek untuk menghadirkan objek tersebut, meskipun masih dalam jangkauan abstrak, tubuh yang jauh. 

Memahami tubuh adalah cara memahami kita bersatu dengan diri. Cukup jelas, ketika ada tubuh yang eksis, saat itulah subjek hadir. Akan tetapi, tak jarang subjek melupakan tubuh secara tak sadar. 

Subjek selalu melupakan tubuh, dan tubuh mengalami alienasi empiris ketika tidak terjadi apa pun dalam persoalan tubuh. Namun ketika tubuh mengalami gangguan, rangsangan, dorongan, hambatan dan benturan-benturan lainnya. Maka di situlah, subjek sebagai aku dan saya itu mengakui adanya tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun