Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pengabdi Cinta Ketika Bercerita

23 Januari 2023   02:07 Diperbarui: 23 Januari 2023   02:42 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Mema/Pinterest.com

"Kisah cinta yang sungguh luar biasa. Ia berenang dalam luasnya samudera dan dalamnya palung mariana. Kau temukan didasar yang tak berujung tentang canduku mencintaimu" 

Kita dipertemukan oleh kisah yang selalu dibanggakan setiap saat. Selalu kita ceritakan di sanak kerabat. Kisah yang menjunjung tinggi hargai diri, dan selalu memberikan harapan dalam setiap aksi. 

"Kadangkala kita akan menjadi sang surya, untuk menyinari dunia dengan kisah yang kita sendiri merangkainya"

Tak ada yang mampu mendengar keinginanmu selain diriku. Kau sudah terpatri dengan kuat di dalam hati ini. Tak ada satupun yang bisa membongkar nya selain dirimu. Kau sudah memiliki kunci yang terbuat dari baja rasa, mampu merobek dan membuka isi yang ada didalam sanubari ini. 

Hanya kamu, pelipur lara yang tak akan pernah berhenti untuk menciptakan rasa. Ia selalu membuatku candu sepanjang waktu. Kau selalu mengatur kisah ini untuk bisa dimiliki bersama. Kita tenggelam dalam canda tawa, kaupun beri aku penawaran. Apakah aku harus memberimu tawa ataupun meninggalkanku untuk sekedar pelampiasan saja? 

"Antara kita yang diperantarai kejenuhan. Biarkan kisah ini menjadi tantangan dalam keinginan dalam perasaan"

Seandainya, kau tau kisah yang terikat kuat ini. Kau tak akan mampu mengangkat bumi ini lagi. Seandainya kau tau betapa berat rindu ini. Kau tak akan bisa lagi memikirkan hati selain diri ini. 

Kita yang selalu diluluh-lantahkan oleh keadaan rasa yang tak pernah berpihak. Dari kejauhan, selalu ada teriakan "rindu" Tak berakhir di ujung jalan. Menitip pesan pada kotak pos di pinggir jalan dekat pertigaan, aku melihatmu dengan sergap bagai di hantui paras cantikmu yang tak berkesudahan. 

Jejak semakin tampak, kau selalu merayuku di semak rimbun bekas penjajahan. Dengan manis kau memberiku mawar sebagai tanda cinta. Sehingga orang-orang di sekitar ikut bahagia dengan keputusan yang kau sertai. Teringat waktu itu kembali, dengan tawa manismu tengah malam, kau menerima sebuah sulaman kata dari ikatan kalimat bahwasanya hati ini bisa kutitipkan pada dirimu. 

Tak terhingga rasanya bahagia. Ujung jalan dekat kantor pos itulah kutemukan dirimu, sekaligus tempat aku menyatakan perasaan ini. Tak kusangka, kisah ini begitu hebat, dua insan jatuh cinta hingga dirinya rela lebur hancur hanya demi bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun