Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Abu Pelangi Sang Pengelana

21 Mei 2022   19:56 Diperbarui: 21 Mei 2022   20:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liburan tak terencana

Gambar terkadang menipu, manipulasi antara realitas dan idea akan mulai berkontradiksi. Kita tak akan menemukan kehadiran di balik objek. Karena sejatinya kehadiran adalah bentuk dari ketidakhadiran sendiri. Banyak yang akan mengakui. Bahwasanya kontemplasi ataupun meditasi buah dari keinginan setiap diri. Tidak ada yang memaks. Namun riwayat dari realitas fakta memaksakan kita untuk mengikuti semua jalan cerita. Yang akhirnya kita tidak perlu akhir. Karena kisah hidup adalah sebuah perjalanan yang tak berujung. Jika mati adalah akhir. Maka itu bukan sebuah kalimat final. Melainkan Intermezo dari kisah selanjutnya. Gambar dalam hidupku seperti itu, penipu yang mulai merencanakan balas dendam dalam tirai ketidaktahuan dan ketidaksadaran. Fakta mulai menjadi ilusi, dan idea menjadi skizofrenia yang berubah mr jadi tupoksi khalusinasi yang tak bertepi

Puisi kupersembahkan untuk perjalanan yang cukup jauh, tak lelah akan langkah dalam menempuh jarak. Perjalanan yang kulewati dengan penuh kagum, dengan penuh bangga. Bahwa Tuhanku maha segalanya. Menyadari segala bahwa eksistensi hanyalah buah dari idea semata, dan pengakuan hanyalah tipuan dari sihir kemunafikan.

Laskar pelangi- indah itu purnama, begitulah kata para pengelana mencari jejak kakinya-langkah mereka tak terhenti-hambatan bukan hanya sekedar kata kunci yang perlu dekonstruksi-tak peduli apapun yang menakjubkan-sang tuhan selalu belas kasih pada orang yang mengulurkan tangan-jejak semakin pongkah-tak terlepas dari merpati terbang jauh nan di sana-indah, jangan lagi kau tanyakan, apalagi tentang langkah sebuah perjalanan-semua mulai terpatri semakin kuat-mencoba mencari alasan untuk semakin mengikat-puisi akan mulai bernafsu memperkosa batin yang merindu-sang pengelana mulai mencari jati diri-tak ada ungkapan bahasa ataupun lisan yang berucap untuk berusaha meyakini-cinta semakin mendekat-rindu semakin melahap- tanpa disangka-sangka- semua puisi musnah setiap kali perjalanan mulai melangkah-tak pernah memulainya dari lembar kosong-ataupun sang pengelana mengatakan bagai Tabula rasa- semua akan hampa-baik ruang kosong yang terisi-ataupun cinta tuhan yang semakin dekat menuju ke hati- alangkah beruntungnya sang pengelana menemukan cintanya-kendati ia harus memotong isi kepalanya untuk percaya- sang Baginda terus terus saja memberi nafas lagi- pengelana mulai bangkit dari tidur yang tak pernah di bangunkan oleh indahnya mimpi- jejak semakin kuat-jejak semakin ingin dimiliki-jejak semakin egois-jejak semakin mendalam-jejak mendekati mimpi-jejak mendekati keimanan-jejak mendekati nafsu-pengelana mulai bingung dan merasakan hampa-ternyata setelah menemukan keindahan yang begitu mempesona-aforisme kata Kata memberikan jatah kekaguman tak hingga-hingga massa ini-pengelana terus mencari jejak kaki-hingga tak tahu sampai kapan-hingga tak tahu sampai akhir perjalanan-pengelana tetap kuat-mencari apa yang Tuhan katakan dalam berbagai sabda-indah, kekaguman, kemarahan, kebahagiaan hingga kebingungan akan menjadi kebijaksanaan-sang pengelana yang berjalan semakin setapak tanpa henti-kekaguman mulai berevolusi-kata orang orang sang pengelana gila dengan pandangan-bukan tentang ilusi,fiksi ataupun diksi imajinasi-namun pengelana mabuk dengan cinta-melihat ciptaan yang begitu luar biasanya- siapa yang sangka-semua menjadi ukiran yang begitu berharga-tak butuh karena ataupun kenapa-pengelana dengan hati mulai tertekun-kun fayakun- semua jadi abu-semua jadi kisah-dan semua menjadi kekaguman tak disangka sangka dengan akal- mulai berbisik dengan pelan- pesan menggilir dengan hikmat-tatapan mulai semakin kuat-tersadarlah diri- hingga pada akhirnya- sang pengelana menemukan sesuatu yang berisi melebihi egosentris manusia tentang eksistensi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun