Filsafat menciptakan asumsi yang dilakukan melalui sebelum indrawi (Apriori) maupun setelah melampaui indrawi ataupun pengalaman (aposterior). Konseptual yang coba dibangun adalah sesuatu yang berbau mendekati kebijaksanaan dari sebuah jawaban dan itu bukan kebenaran yang mutlak. Terkadang pula filsafat membahas hal-hal metafisik yang mengenai Tuhan dan itu akan coba untuk diberikan sebuah pengetahuan bagi manusia mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam Tuhan.Â
Terkadang hal itu yang membuat bisa kan banyak digemari di era dahulu. Yang di mana membahas segala hal tanpa ada batasan dan membuat manusia lebih memahami realitas dari berbagai dimensi dimensi yang disediakan. Filsafat bermain dari berbagai hal tanpa ada perkecualian yang mengakibatkan filsafat melahirkan ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, antropologi, astronomi, geometri, aritmatika, fisika, dan lain lainnya.
Merunut dari pembahasan yang sudah disediakan, maka untuk menjawab pertanyaan yang begitu fundamental tersebut mengenai apakah filsafat dan ilmu pengetahuan itu mengalami kontradiksi?
Jawabannya adalah tidak sama sekali, bahkan ilmu pengetahuan merupakan hasil dari perkembangan pengetahuan filsafat manusia dan filsafat merupakan sebuah makna filosofis yang mendukung lahirnya dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan memiliki sifat objektif yang mampu untuk mendekonstruksi segala hal untuk menjawab pertanyaan yang bersifat pembahasan yang objektif dan memiliki keputusan-keputusan yang universal.Â
Dan begitu pula filsafat melakukan sebuah analisis yang begitu mendalam tanpa ada jawaban jawaban objektif dan universal. Namun dia akan mendukung sebuah hipotesa yang dilakukan oleh ilmu pengetahuan sendiri ketika filsafat dijalankan. Jawaban yang lebih komprehensif dan holistik dari jalannya proses filsafat akan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Sikap skeptisisme filsafat yang lebih konservatif merupakan ciri khas dari filsafat itu sendiri untuk menemukan jawaban-jawaban sehingga mencapai kebijaksanaan.
#wahyutrisnoaji