Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

28 November 2021   12:50 Diperbarui: 28 November 2021   12:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap detik detik massa yang tertata.

Tarian petir terus menyampaikan sabdanya.

Hujan sekiranya turun lagi hingga kini.

Tak bisa kumeranjak, berhenti sampai titik ini.

Tak mereda dari sekian deras.

Sunyi yang tertutup dari cawan langit nun jauh.

Air terus mengisi selokan rumahku.

Dari teriakan anak anak yang tertawa akan hadirmu.

Hingga kini, hujan saja tak mau berhenti.

Kenangan mulai mereda, namun derasnya tak ingin sama.

Melewati titik jenuh nan diksi rapuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun