Orangtua sebagai haluan pertama anaknya tentu ingin memberikan hal yang terbaik bagi masa depan sang anak, tak jarang orangtua juga menentukan masa depan sang anak. Hal yang wajar sebagai orangtua selalu ingi memberikan yang terbaik untuk anak tercintanya. Ada beberapa pola asuh orangtua dalam membentuk sikap dan pribadi anaknya, diantaranya pola asuh demokratis, pola asuh permisif, pola asuh penelantaran, dan pola asuh otoriter.
Sesuai dengan judul diatas yang akan kita bahas kali ini yaitu bagaimana pengaruh pola asuh otoriter kepada perkembangan psikologis sang anak. Pola asuh otoriter yang cenderung membatasi aktivitas anak dan menghukum sang anak ketika tidak mengikuti  perintahnya, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan terhadap dirinya, hukuman adalah konsekuensi yang mutlak diterima sang anak ketika perintah orangtua tidak diikuti.
Dalam psikologi behavioristik memandang bahwa manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterima dari limgkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk, begitupun sebaliknya lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik pula. Lingkungan tersebut bisa diartikan sebagai orangtua, teman bermain, dan orang orang disekitarnya. Orangtua memiliki peran yang besar terhadap perkembangan anaknya.
 Pola asuh otoriter menimbulkan perilaku kepada sang anak yang cenderung bersikap mudah tersinggung, penakut, pemurung, tidak merasa bahagia, mudah terpengaruh, mudah stress, sulit menentukan arah masa depan yang jelas. Pola asuh otoriter yang kaku dan kurang memperhatikan kebutuhan dasar anak itu akan mengakibatkan anak menjadi seorang yang agresif ( mudah marah, tidak patuh, keras kepala ), submissive ( mudah tersinggung, penakut, pamalu, cenderung mengasingkan diri )
Masa anak anak merupakan gerbang besar perkembangan psikologis dan perilakunya. Masa anak-anak akhir merupakan masa peralihan dari masa anak menuju masa pubertas maka fisik maupun psikologisnya harus dipersiapkan sejak awal. Pola asuh otoriter justru menimbulkan permasalahan sehingga mempengaruhi perkembangan sang anak, termasuk perkembangan kecerdasan emosinya.
Sebaiknya para orangtua memakai pola asuh demokratis yang bisa menimbulkan kepercayaan terhadap diri sang anak walaupun dalam beberapa kondisi pola asuh otoriter juga diperlukan untuk meningkatkan kedisiplinan sang anak