Akhir akhir ini penomena judi marak terjadi di berbagai wilayah, seolah olah bermain judi sudah menjadi hal yang lumrah, beruntung belum menjadi sebuah budaya baru.Â
Judi sudah seperti batu loncatan untuk mengangkat perekonomian, seolah olah dengan bermain judi sesuatu hal yang menguntungkan, Jika dulu kita hanya melihat orang berjudi di film-film atau di rame rame orang yang hajatan itupun hanya orang orang tua yang bermain judi dengan dalil "HIBURAN".Â
Berbeda dengan kondisi hari ini bahwa orang orang yang berjudi bisa kita temui dimana saja, bahkan anak anak muda sudah mulai gemar berjudi.
Beberapa kali saya melihat bahwa remaja sering bermain judi, hal ini menjadi suatu penomena yang baru dan asing bagi saya. Remaja yang memang berada pada fase pencarian jati diri, berada dalam masa inferioritas menuju superioritas harus terganggu karena perilaku bermain judi tersebut.Â
Bagaimana jika bermain judi menjadi perilaku kecenderungan bagi remeja, bagi mereka yang tidak bisa memfilter apa yang dilihat dan dengarnya, tentu hal tersebut menjadi suatu hal yang menggangu proses pertumbuhan dalam dirinya.
Cikal bakal judi di Indonesia sendiri berasal dari seringan masyarakat mengandalkan para dukun untuk membuat ramalan kejadian atau musibah yang akan datang, dalam prakteknya para dukun tersebut menngunakan alat berupa tongkat, batu, bahkan tulang hewan yang nantinya alat tersebut dilemparkan ke udara ataupun sebuah wadah dan orang yang meminta ramalan tersebut menebak posisi alat tersebut.Â
Disini perjudian di Indoensia mengadopsi konsep dukun dalam praktek meramalnya. Konsep ini mirip dengan permainan roulette, tetapi roulette hanya diputar sampai berhenti.
Semakin canggihnya teknologi dizaman sekarang, permainan judi juga berevolusi dengan cepat sehinnga memudahkan seseorang untuk bermain judi, hampir kebanyakan kegiatan yang bersifat umum yang bisa ditebak itu bisa dijudikan contoh sepak bola dijudikan dengan menebak skor pertandingan. Permainan di smartphone juga sering kali dijadikan alat bermain judi.
Masih banyak masyarakat yang menanggap jika judi merupakan sesuatu yang berbanding terbalik dengan norma norma dan budaya, sesuatu yang ingin dijauhkan dari keluarganya karena bisa membawa bencana. Berbeda dengan orang yang bermain judi selalu berucap "Ini hidupku, bagaimanapun terserah aku".Â
Orang tersebut berucap tanpa melihat lingkungan terlebih dahulu, mereka orang yang gagal dalam memfilter apa yang dilihat dan didengar justru menyebebkan ketidakseimbangan dalam hidupnya.Â
Pertengkaran rumah tangga bisa terjadi karena perilaku bermain judinya tersebut, cita cita yang putus ditengah jalan perjuangannya bisa terjadi karena berjudi, bahkan tindakan kriminalpun bisa terjadi karena bermain judi.