Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Nasi Gandul, Kuliner Khas Pati yang Menjadi Klangenan Saat Mudik

29 Juni 2016   21:34 Diperbarui: 30 Juni 2016   01:22 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seporsi Nasi Gandul (dokpri)

Kota Pati merupakan nama kota yang berada di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Lokasinya berada di 75 kilometer sebelah timur kota Semarang yang merupakan ibukota Jawa Tengah. Kita bisa melewati jalur pantura sebelah timur. Kota Pati sering disebut kota pensiunan, karena mayoritas penduduknya adalah para pensiunan. Sedang para penduduk aktif kebanyakan bekerja di luar daerah kota Pati. Mereka merupakan para perantau yang menyebar di berbagai daerah di Indonesia. 

Pada musim lebaran, biasanya mereka mudik untuk kembali ke daerah asal. Untuk mengunjungi orang tua, keluarga besar atau teman lama untuk bersilaturahmi.

Nah, pada saat mudik, salah satu kuliner khas kota Pati yang menjadi klangenan buat mereka, dimana masakan ini biasanya yang menjadi tujuan utama untuk menikmati masakan khas kotanya, namanya adalah Nasi Gandul.

Nasi Gandul, merupakan makanan khas kota Pati. Ada beberapa versi yang menceritakan mengapa dinamakan nasi gandul. Konon menurut sejarah mengapa dinamakan Nasi Gandul, karena nasinya gemandul atau tidak menyentuh piring. Jadi, pada saat disajikan, terlebih dahulu piring diberi alas daun pisang atau samir, baru nasi dan kuah gandul.

Memang nasi gandul ini kuahnya berlimpah alias seperti menyelam. Inilah ciri khasnya, nasinya gemandul dan berlimpah kuah.

Ada juga yang bercerita bahwa dahulu saat menjajakannya, memakai angkring yang dipikul oleh penjualnya, sehingga gemandul dan tak menapak tanah. Entahlah, versi mana yang benar. Yang jelas nasi gandul sangat lezat.

Soal rasa, jangan ditanya deh, seger dan enak. Berbahan dasar daging sapi. Ada manisnya, gurih, sedikit pedes, berkuah santan. Sebagai pelengkapnya, ada tempe yang digoreng garing, perkedel, telur pindang dan empal.

Mengiris daging dengan gunting khusus (dokpri)
Mengiris daging dengan gunting khusus (dokpri)
Cara menyajikannya juga unik. Nasi ditaruh dalam piring yang terlebih dahulu telah diberi alas daun. Kemudian jika menginginkan memakai daging empal, maka daging tersebut diiris memakai gunting khusus untuk daging. Baru kemudian diberi kuah santan hingga nasi terendam oleh kuahnya. Jika suka, akan diberi kecap manis dan sambal yang terbuat dari cabai rawit pedas yang masih mengkal. Biasanya, memakai sendok daun, yang disebut juga dengan suru. Tapi, harus dibiasakan dulu ya, karena kalau belum ahli memakai suru, bisa jadi kagok. Hahaha.. tapi jika belum terbiasa, maka boleh memakai sendok biasa. Heemm... satu porsi sudah kenyang. Tapi jika ada yang belum kenyang, boleh menambah setengah porsi. 

Dahulu, nasi gandul ini banyak dijajakan di desa Gajahmati, asal mula nasi gandul ini berasal. Seiring dengan jaman, maka nasi gandul ini sudah menyebar ke seluruh pelosok kota Pati. Misalnya, kita bisa menemukan di sekitar halte bus Puri, yaitu daerah pintu masuk kota Pati. Di sana akan kita temui berjajar warung nasi gandul. Kita bisa memilihnya warung mana yang akan kita singgahi. Ada juga di sekitar terminal kota Pati dan masih banyak lokasi yang bisa dituju untuk mencari nasi gandul ini.

Bahkan, mungkin karena para perantau sering merasa kangen dengan masakan khas ini, maka nasi gandul juga sudah menyebar di kota lain, seperti Semarang, Jakarta dan luar Jawa. Tapi biasanya, rasa akan berbeda dengan rasa di daerah asal yaitu kota Pati. Harganya pun berbeda, sedikit lebih mahal dari daerah asalnya bahkan bisa dua kali lipat.

Harga yang dipatok untuk seporsi nasi gandul di daerah asal tidak mahal. Dengan sajian bahan dasar daging, satu porsi nasi gandul dibandrol harga Rp. 15.000,- sudah termasuk irisan daging satu potong. Sedangkan tempe goreng garing, perkedel harganya Rp. 1.000,-  satu bijinya. Murah bukan? Terjangkau untuk kantong dan kenyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun