Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tentang Kangen yang Tak Pernah Usai

19 September 2022   16:57 Diperbarui: 19 September 2022   17:28 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: aliexpress.com

Baca sebelumnya:

Tarian Terakhir Untuknya

Menarilah Denganku, Cha!

Tentang Kesetiaan

Kehidupan memang harus terus berjalan. Selalu saja ada masalah yang datang dan pergi. Jika tak begitu, bagaimana aku bisa merasakan tarikan nafas secara bebas? 

"Inilah hidup. Semerdekamu," kataku pada diriku sendiri. 

Intan adikku kuliah di Farmasi, membutuhkan biaya yang tak sedikit. Aku ingin ia bisa mencapai cita-citanya hingga setinggi yang ia mau. Sebagai orangtua pengganti buatnya, menjadikan aku semakin menggila dalam bekerja. 

Segala urusanku dan Intan, terasa membayang tak pernah berjeda. Aku adalah penari profesional yang memiliki studio tari. Bagiku sangat mudah mengeluarkan segala ide. Bersyukur karena passion tari yang kumiliki membuatku memiliki banyak ide gerakan tari.

Seperti tak berbatas, ide-ide selalu muncul, hingga membuatku menggila. Dari sanalah aku memperoleh masukan keuangan, selain warisan dari kedua orangtuaku yang telah meninggalkan kami berdua. 

Beberapa barang peninggalan mereka, memang sempat terjual untuk menambah uang saku ketika aku kuliah jurusan tari di luar negeri beberapa tahun yang lalu. Tetapi aku menjaga betul pengeluarannya. Siapa tahu, suatu saat membutuhkan biaya yang banyak untuk kemudian hari buatku dan Intan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun