Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kelam Terang #2

14 Februari 2022   15:12 Diperbarui: 14 Februari 2022   15:30 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto Wahyu Sapta.

Aku menjadi sempurna ketika engkau ada di sisiku. Untuk mendapatkanmu, bukanlah hal yang mudah. Butuh jeda dan waktu yang begitu lama. Merasakan tahap demi tahap, betapa beratnya rindu itu. Menggema di setiap waktu, menyiksa, sungguh menyiksaku.

"Berhentilah, kita harus berhenti!" katamu.

"Mengapa?"

"Aku tak mau merasakan cinta semakin dalam, aku membenci keadaan ini, Bisma!" 

Ya, ya, semakin dalam engkau mencoba membenciku, semakin dalam pula rasa cintamu padaku. 

Seperti halnya aku, yang mencintaimu selalu dari waktu ke waktu. Hanya bedanya, aku tak pernah bisa membencimu. 

"Aku kemarin mengirimkan buku yang berisi kumpulan puisi tentangmu. Sudah kamu terima?" kataku di ujung telpon pada suatu hari.

"Apa? Kamu sudah gila, ya? Bagaimana jika...?" katamu tak meneruskan kata-kata. 

Benar! Aku sudah gila. Tergila-gila padamu dan tak tahan menahan rindu. Apakah salah? 

Tentu saja salah menurutmu, karena perbuatanku akan membuatmu kacau berkepanjangan. Suasana rumahmu yang biasa tenang, akan sedikit goncang dengan pertanyaan-pertanyaan yang penuh curiga. Aku tahu itu, hidupmu akan dikelilingi oleh rasa cemburu, yang datang dari orang terdekatmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun