Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jajan Dimsum Pinggir Jalan, di Liburan Tahun Baru 2022

1 Januari 2022   21:11 Diperbarui: 1 Januari 2022   21:41 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajan Dimsum pinggir jalan di liburan Tahun Baru 2022

Tahun 2021 telah berganti. Tidak terasa, ya. Padahal sepertinya baru kemarin. Ternyata 365 hari, telah belalu. Usia bertambah, segalanya bertambah. Tanggal 1 Januari 2022, memulai menapak hari di tahun yang baru. Semoga lebih baik dari tahun kemarin. Aamiin. 

Saya dan keluarga mengunjungi rumah orang tua. Sekitar 75 km dari tempat tinggal saya dengan waktu tempuh 2 jam. Jika tidak ada halangan, misalnya perbaikan jalan, atau banjir, biasanya aman tepat waktu. Tetapi bisa lebih lama, ketika jalanan macet. Antre hingga berkilo-kilo meter diantara kendaraan lainnya. Bahkan pernah hingga lima jam karena banjir.

Semarang dari kemarin sore hingga malam hari hujan deras. Jalur menuju ke rumah orang tua melewati daerah Kaligawe. Jalur pantura sebelah timur. Oh, ternyata masih ada air yang menggenang di depan Unisula dan RS Sultan Agung, padahal cuaca sedang cerah. Memang di lokasi tersebut sudah langganan banjir. 

Jalan Kaligawe memang langganan banjir saat hujan deras dan lama. Lokasi depan RSI Sultan Agung Semarang. | Foto: Wahyu Sapta.
Jalan Kaligawe memang langganan banjir saat hujan deras dan lama. Lokasi depan RSI Sultan Agung Semarang. | Foto: Wahyu Sapta.

Karena sudah kepalang tanggung, melewati banjir ya lewat saja, sudah biasa. Ini masih tidak seberapa daripada tahun lalu, saat kami melewati jalan banjir. Beberapa kilometer dengan jalan padat merayap, terjebak banjir dan tidak bisa putar balik. Rasanya amazing. (Bisa baca: di sini)

Akhirnya bisa melewati banjir. Hanya sekitar 1 kilometer saja banjirnya. Jalanan kembali kering. Fuiii... seperti tidak terjadi sesuatu karena memang kondisi tidak hujan. 

Sampai juga di rumah orang tua. Syukurlah. Lancar hingga sampai rumah, tidak ada halangan yang berarti kecuali banjir tadi. Sejenak kemudian kami kangen-kangenan. Lalu istirahat.

Waktu cepat berlalu, nih. Tidak terasa sore hari menjelang. Udara dingin menerpa, karena gerimis datang sejak siang di sini. Perut lapar tapi belum saatnya makan malam. Hem, ingin makanan hangat yang bisa mengganjal perut.

Orang tua kami bercerita bahwa sekarang jika sore hari ada kedai dimsum dekat rumah. Buka jam 4 sore. Tentu saja kami tertarik dengan membayangkan kelezatan dimsum dan saus pedasnya. Mau... 

Tetapi orang tua kami mengatakan bahwa terkadang kedai dimsum tidak buka. Oh, tidak, semoga saja hari ini buka saat kami ingin menyantapnya meskipun hari libur. Syukurlah kedai itu buka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun