Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati Semangkok Bakso Rusuk yang Menarik Hati

21 Oktober 2020   16:25 Diperbarui: 22 Oktober 2020   15:56 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati semangkok bakso rusuk yang menarik hati. (Foto: Wahyu Sapta).

Ternyata, bakso rusuk adalah rusuk iga sapi yang dibalut dengan adonan bakso. Rasanya? Tentu saja enak sekali. Iga sapi yang telah empuk, dibungkus dengan bakso. Bentuknya seperti paha ayam. Adonannya pas. Bakso tidak terlalu kenyal, lembut saat digigit. Pasti daging iganya pilihan, karena besar dan empuk. Dagingnya tebal.

Bakso rusuk berjajar, menunggu tersaji untuk penikmat bakso. (Foto: Wahyu Sapta).
Bakso rusuk berjajar, menunggu tersaji untuk penikmat bakso. (Foto: Wahyu Sapta).
Dalam satu mangkok bakso rusuk, diberi mie putih dan irisan daging sapi yang empuk pula. Duh, mata jadi berbinar-binar saking enaknya. Cuma jangan kebanyakan ya. Cukup satu mangkok saja. Kenyang. Juga efeknya nanti. Kalau sesekali bolehlah. Asal tidak setiap hari. Tetap harus jaga sehat.

Daging iga dalam bakso tebal. Mantap. (Foto: Wahyu Sapta).
Daging iga dalam bakso tebal. Mantap. (Foto: Wahyu Sapta).
Tampaknya warung ini baru berdiri. Karena dari tempatnya masih baru. Di masa pandemi, banyak orang yang mencoba bertahan dengan kreativitas agar tetap eksis. Salah satunya dengan menjual bakso yang berbeda dari biasanya.

Membuat inovasi baru agar mampu bersaing di pasaran. Misalnya warung ini. Ibu penjualnya bilang, dari segi harga tidak berani memberikan harga yang mahal, karena masih promosi. Yang penting jalan dulu dan dikenal.

Untuk satu mangkok bakso rusuk dibandrol hanya dua puluh ribu saja. Bakso balungan limabelas ribu. Harga yang cukup murah, jika dilihat dari penyajiannya yang mantap. 

Iseng saya bertanya, kalau bakso rusuk saja tidak pakai kuah per bijinya berapa? Ibunya menjawab sambil bingung karena mungkin tidak pernah ada yang bertanya demikian, hehehe... 

"Limabelas ribu saja," katanya. Sambil lanjut berbicara, bahwa bahan untuk bakso memakai daging pilihan. Iganya juga pilihan. Iya percaya deh, Bu. Iganya berdaging tebal. Maknyus. Semoga laris ya Bu, kata saya. Amin.

Selesai makan bakso, kami kemudian pulang. Hihi... kadangkala memang perlu jalan-jalan untuk menikmati hidup. Tidak setiap saat. Hanya sesekali. Agar tak terlalu berpikir pada beban hidup. Persoalan hidup kian menit kian baru. Itulah nikmat perjalanan hidup yang sesungguhnya.

Masa pandemi membawa efek yang cukup mengejutkan bagi banyak orang. Tidak hanya satu dua orang saja, melainkan mendunia. Jika terlalu dipikirkan, nanti gampang stres. 

Berkreasi dan bertahan pada kondisi, adalah salah satu solusi menghadapi efek pandemi. Jangan cepat putus asa dan tetap berinovasi. Seperti kami, sebagai wiraswasta di level bawah, harus tetap berusaha dan bertahan dalam kondisi apapun. 

Dalam perjalanan pulang, saya melirik suami yang duduk di sebelah. Dia adalah tulang punggung keluarga. Perjuangannya demi keluarga layak disebut Hero. Hem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun