Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Koleksi Daster yang Bertambah Saat Pandemi

18 Juli 2020   15:31 Diperbarui: 19 Juli 2020   00:38 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Toko baju daster. | Dokumentasi pribadi

Pada masa pandemi ini, hampir seluruh masyarakat mengurangi kegiatan keluar rumah. Dan memang, suatu hal yang paling aman adalah lebih baik berada di rumah selagi tidak ada keperluan mendesak. Misalnya bekerja, berbelanja kebutuhan pokok, dan hal-hal tidak bisa ditinggalkan. 

Lebih banyak waktu berada di rumah, sebisa mungkin membuat nyaman diri sendiri dengan kondisi yang ada. Apalagi ketika bekerja juga lebih banyak WFH, maka dengan sendirinya lebih sering berada di rumah. 

Ngerti kan bagaimana keadaan ketika kita berada di rumah? Tempat tersantai, karena tidak harus bertemu dengan orang lain. 

Dalam hal berbusana, juga tidak perlu repot, ribet, dan resmi. Kaos oblong, celana pendek, daster. Bahkan bisa jadi saat rapat dengan teman kantor atau bertemu kolega secara online, baju atasan rapi tapi baju bawahnya santai memakai celana kolor.

Begitulah kehidupan di era new normal. Perubahan perilaku berimbas juga pada perilaku lainnya, gaya hidup, juga masalah fesyen. Misalnya, jika pada masa sebelum pandemi, masker bukan kebutuhan, maka setelah pandemi menjadi kebutuhan. 

Masker juga bisa menjadi fesyen, dengan beraneka model dan corak. Disesuaikan dengan gaya busana yang dipakai, sehingga masker tersebut serasi saat dikenakan. Apalagi bagi wanita, yang lebih memperhatikan gaya busananya. Tak mau mati gaya meski harus memakai masker saat keluar rumah. 

Nah, karena di masa sekarang lebih banyak berada di rumah, maka mau tak mau menjadi jarang memakai busana resmi untuk ke kantor atau pergi keluar rumah. Lebih fokus berada di rumah, menjadikan perilaku dalam berbusana juga berbeda. Yaitu lebih sering memakai baju yang santai, daripada baju resmi.

Demikian juga saya, di masa pandemi ini lebih banyak di rumah. Jarang bepergian jika tidak begitu penting. Mengurangi aktivitas keluar rumah agar bisa memutus rantai penularan virus. Saya sih berharap, dengan mengurangi aktivitas keluar rumah, bisa berpartisipasi memutus rantai penularannya, meski hanya sedikit.

Karena seringnya berada di rumah, maka busana sehari-hari menjadi lebih sering memakai baju rumah. Jika sedang bepergian, saya memakai baju busana muslim, dan tak lupa masker. 

Pernah saya lupa memakai masker, tetapi untungnya saya selalu siap masker di dalam kendaraan. Jadi ketika lupa tak perlu cemas. Ada masker cadangan yang bisa dipakai. 

Dan saat di rumah, saya lebih menyukai memakai busana yang longgar, nyaman, agar tidak mengganggu saat beraktivitas di rumah. Juga lebih rileks, karena tidak harus bertemu dengan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun