Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bawalah Uang Secukupnya Saat Berbelanja ke Pasar

2 Mei 2020   13:17 Diperbarui: 2 Mei 2020   13:08 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pasar di dekat rumah saya hari ini. Pembeli dan penjual tertib memakai masker. | Foto: Wahyu Sapta.

Hari ini saya ke pasar lagi. Abang sayur yang biasa lewat libur mulu. Tidak jualan. Padahal bahan makanan untuk memasak hari ini habis. Untuk berbuka dan sahur. Kalau bumbu-bumbu sih masih ada, tapi bahan utama habis. Seperti sayur, tempe, tahu, ayam, dan ikan. 

Saya berbelanja ke pasar dengan memakai pengaman yang cukup karena sedang ada pandemi. Memakai masker, menjaga jarak saat berpapasan dengan pembeli lain, dan menghindari kerumunan. Ke pasar atau berbelanja merupakan kegiatan penting untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Menyediakan makanan sehari-hari. Jadi, mau tidak mau harus keluar rumah.

Saya  tidak terbiasa banyak menyetok bahan makanan. Yang tidak awet ketika disimpan dalam lemari es, hanya secukupnya saja. Disamping tidak segar, juga kadangkala ketika tidak sempat memasak dan harus membeli makanan jadi, bahan memasak tersebut akan menjadi penghuni lama dalam lemari es.

Alih-alih menjadi barang yang tak terpakai, bisa membusuk karena tidak awet. Akhirnya dengan berat hati akan beralih tempat ke tong sampah. Mubazir, bukan? Sayang uangnya, juga tidak baik karena termasuk pemborosan. Terpikirkan, akan lebih baik jika uangnya untuk bersedekah atau dibelikan barang lainnya. 

Karena hampir tiap hari berbelanja, maka saya akan membeli belanjaan yang saya butuhkan saja. Sesuai dengan keinginan, ingin memasak apa hari itu. Karena sebelumnya, sudah ada rancangan di kepala, kebutuhan apa saja yang menyertainya.

Jika berbelanja di abang sayur, jelas terbatas dengan barang bawaan yang ia bawa. Bahkan kadang belanjaan hanya tinggal sedikit ketika sampai di depan rumah. Jadi tidak begitu kuatir akan menjadi kalap saat berbelanja.

Meskipun juga ketika belanjaan di keranjangnya masih banyak, saya mencoba ngerem untuk tidak banyak berbelanja. Abangnya sih hafal, barang yang sering saya beli. Itu-itu saja. Hahaha... karena daftar menu resep masakan kegemaran keluarga yang biasa saya masak ya itu-itu saja dan itu-itu lagi. Uhuks... bahannya sih itu-itu saja, tetapi saya membikinnya menjadi bervariatif biar tidak bosan.

Jika abang sayur tidak jualan, maka saya agak kebingungan. Alih-alih harus ke pasar. Tahu kan pasar? Barang yang tersedia di sana komplet? Dan tahu kan bagaimana emak-emak kalau sedang berbelanja ke pasar? Suka kalap! Ya iya lah. Inginnya macam-macam. Melihat sayur dan kawan-kawannya berjajar manis, minta dibeli. Kalau lapar mata bisa kalap! Apa-apa ingin dibeli. Padahal lagi nggak butuh.

Bawalah Uang Secukupnya Saja Jika ke Pasar

Agar tidak kalap saat berbelanja ke pasar, maka saya mempunyai tips jitu tidak boros dan kalap. Apakah itu? Saya tidak membawa dompet ketika masuk pasar. Hanya membawa uang secukupnya yang saya kantongi di saku. Karena jarak antara rumah dan pasar tidak begitu jauh dan masih dalam satu lingkungan rumah, maka tidak mengapa jika tidak membawa dompet.

Atau bisa jadi saat berbelanja di tempat yang agak jauh dari rumah, saya tetap membawa dompet. Tetapi saya hanya mengambil uang secukupnya dari dompet, kemudian dompet saya tinggal di kendaraan. Aman, kan? Nggak bakalan boros.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun