Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Ketika Pasar Beralih ke Grup WhatsApp

29 April 2020   21:48 Diperbarui: 30 April 2020   21:10 3365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barang dagangan di pasar. (Dokpri).

Tadi pagi saya ke pasar, membeli ayam dan telur di lapak penjual langganan saya. Harga ayam potong 20.000 rupiah per kilonya. Demikian pula telur, juga 20.000 rupiah per kilonya. Harga yang cukup terjun bebas dibanding dengan hari-hari lalu sebelum musim pandemi dan ramadan. Biasanya ayam 35.000 dan telur paling tinggi 27.000 rupiah. 

Cabai juga terpantau murah. Bumbu-bumbu dan harga barang lainnya masih stabil. Belum naik seperti saat ramadan tahun lalu. 

Seperti biasa, saya tidak pernah menawar. Penjual akan memberi tambahan dengan sendirinya. Karena sudah langganan dan saya tak menawar. Sama enaknya. 

Situasi ramadan terasa. Tersedia bahan makanan khusus membuat minuman untuk berbuka, seperti cendol yang siap pakai, camcau, tapai dan uba rampenya. Bahan ini jarang ada jika tidak di bulan ramadan. 

Keadaan pasar masih ramai. Meskipun ada pembatasan jam buka, tetapi mereka kadangkala membuka lapak melebihi ketentuan jam. Pembatasan jam buka berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19, yang bertujuan untuk memutus rantai perkembangan virus. 

Berbeda ketika awal-awal aturan itu diberlakukan, mereka masih tertib dan jam 11 pagi sudah beberes untuk tutup. Barang dagangan yang di lapak juga masih menumpuk. Kata para pedagang, daya beli masyarakat menurun. 

Mereka mengeluh, bahwa situasi yang terjadi saat ini sangat berpengaruh pada keadaan pasar. Aset penjualan menurun sehingga pendapatan pun menurun. 

Banyak masyarakat yang enggan ke pasar. Karena ada anjuran  stay at home dan physical distancing. Saya sendiri juga jarang ke pasar, karena biasanya menunggu abang sayur lewat. Tetapi kadang abang sayur langganan tidak jualan, jadi saya terpaksa ke pasar. 

Atau saya memesan ke teman, yang menawarkan barang dagangan lewat pesan WA (WhatApp). 

Salah satu pergeseran perilaku masyarakat akibat pandemi, yaitu pasar beralih ke grup WA. (Dokpri).
Salah satu pergeseran perilaku masyarakat akibat pandemi, yaitu pasar beralih ke grup WA. (Dokpri).
Ketika Pasar Beralih ke Grup WA 

Pergeseran perilaku yang terjadi di masa pandemi, mau tidak mau pasti terjadi. Karena ada aturan untuk memotong rantai perkembangan pandemi, maka berpengaruh juga pada perilaku masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun