Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kapal Pesiar MV Colombus Diperbolehkan Bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

13 Maret 2020   22:03 Diperbarui: 13 Maret 2020   22:05 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal pesiar MV Colombus pada tanggal 13 Maret bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. (Gambar dokpri dari grup WA).

Pada hari Jumat, 13 Maret 2020, kapal pesiar MV Colombus diperbolehkan sandar di Pelabuhan Tanjung Emas. Tentu saja setelah melewati beberapa prosedural, termasuk pemeriksaan kesehatan terkait merebaknya virus corona yang sudah mendunia.

Sebelumnya kapal pesiar Viking Sun tidak diperbolehkan sandar pada tanggal 5 Maret 2020 lalu, karena pada saat pemeriksaan kesehatan, dinyatakan ada penumpang yang sakit.

Kapal MV Colombus tersebut membawa total 1.044 penumpang termasuk kru 624 orang. Sebelum tiba di Semarang, kapal tersebut telah berada di Lombok. Sedianya kapal tersebut juga akan bersandar di Surabaya namun urung dan langsung menuju ke Semarang.

Akhirnya setelah ada keputusan dari Pemerintah Kota, Sekda, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), INSA mengenai rencana kunjungan MV Columbus, kapal pesiar tersebut diberi izin untuk masuk dan melakukan kegiatan di Tanjung Emas Semarang.

Dari hasil pemeriksaan, KKP mengklaim bahwa 1.044 penumpang dan 624 kru kapal tersebut tidak ada yang terjangkit Covid-19.

Sebenarnya rencana sandar pukul 06.00 pagi, tetapi baru diperbolehkan sandar sekitar pukul 11.15. Penumpang turun sekitar satu jam kemudian.

Saya berada di sana, saat kapal pesiar datang. Ini adalah hal yang biasa saya lakukan saat kapal pesiar datang. Saya memang memiliki urusan dengan mengelola toko bersama teman yang menyediakan batik dan souvenir. Menyambut turis di sebuah gedung bernama Baruna Point.

Dalam Hall Gedung Baruna Point yang biasanya dipenuhi lapak batik dan souvenir, kali ini agak sepi karena takut dampak corona. (Foto: Wahyu Sapta).
Dalam Hall Gedung Baruna Point yang biasanya dipenuhi lapak batik dan souvenir, kali ini agak sepi karena takut dampak corona. (Foto: Wahyu Sapta).
Tetapi kali ini agak berbeda karena terkait virus corona. Ada sedikit kecemasan mengingat dampak penyebaran virus ini dari berbagai pintu masuk sebuah negara. Seperti di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ini.

Rasa dilematis memang ada. Antara takut tertular dan keinginan membuka toko. Karena toko hanya buka saat kapal pesiar mancanegara datang. Sayang kan, jika toko tidak buka. Tetapi saya juga takut tertular corona. 

Suasana dalam gedung. Beberapa penjual tetap buka, dan sebagian lainnya lagi memilih tutup. (Foto: Wahyu Sapta).
Suasana dalam gedung. Beberapa penjual tetap buka, dan sebagian lainnya lagi memilih tutup. (Foto: Wahyu Sapta).
Bahkan beberapa toko yang berada di hall gedung, tidak buka. Sehingga dalam gedung yang biasanya ramai, agak sedikit sepi. Seperti Bu Bety, yang beberapa waktu lalu sempat menghubungi saya, memilih untuk tidak membuka toko batiknya karena takut virus corona. Ia adalah salah satu pengrajin batik di Semarang yang ikut menggelar batiknya saat kapal pesiar datang.

Diantara para wisatawan hari itu, kebanyakan dari Kanada, Amerika Serikat, England, Las Vegas, Jerman. Mereka akan menuju suttle bus yang berada di Terminal Kedatangan Internasional untuk berwisata di sekitar Semarang dan Candi Borobudur, dengan naik bus yang telah disediakan usaha tour.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun