Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rembang Petang, Pada Kangen yang Tak Pernah Usai

21 Desember 2019   22:41 Diperbarui: 26 Desember 2019   20:04 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dok. Wahyu Sapta

Di rembang petang, tereja nama, pada kangen yang tak pernah usai. Pada ia, yang mengisi hati, hari-hari, bersama lompatan-lompatan rasa, apapun. Ia tahu, bahwa kangen ini tak pernah luruh, oleh wujud dan waktu.

"Mengapa menghilang?"

"Aku tidak menghilang, hanya butuh jeda, untuk sendiri, agar bisa merasakan bagaimana rasa kangen itu,"

"Kamu ngeles, ih."

Apakah ia tak mengerti, bahwa untuk kangen padanya membutuhkan setumpuk lompatan rasa yang berganti-ganti. Mengesalkan, dengan degup jantung berirama rock. Fluktuasinya kencang. Hampir menggemparkan seisi tubuh.

"Aku tak suka jika kau seperti itu." kataku kesal.

"Maksudmu?"

"Menghilangmu, sungguh menyiksaku."

"Mudah saja untuk tak membuatmu kesal," jawabnya memberi pilihan.

"Gimana caranya?"

"Lupakan saja aku. Itu saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun