"Ini loh, yah. Lagi mikirin situasi sekarang ini. Pusing jadinya."
"Bun, bun. Nggak usah terlalu dipikirkan. Biarkanlah mereka bekerja. Berharap saja mereka bisa maksimal dalam menentukannya. Ya, ya. Mereka memang mungkin belum bisa seperti yang diharapkan menurut versi kita. Tetapi kita hanya bisa berdoa dan berharap bahwa mereka bisa memberikan yang terbaik buat negeri ini. Keadilan ada dan membawa kemakmuran ke depannya. Satu lagi. Bunda jangan terlalu fokus pada berita yang ada di media. Kadang-kadang ada yang nggak benar. Bisa bikin senewen. Fokuskan saja pada doa. Agar negara ini semakin nyaman dan aman."
"Tumben pendapat Ayah adem. Biasanya menggebu-gebu."Â
"Bun, kan udah mau puasa. Ngadem dulu. Biar khusyuk puasanya."
"Ya deh, yah."
Kemudian Ayah, Bunda, Kakak, dan Adik sahur untuk hari pertama puasa di bulan ramadan tahun ini. Niatnya agar puasa tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Lancar dan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Bisa menahan hawa nafsu, dan tidak cepat emosi. Lebih khusyuk dalam beribadah. Bertambah ibadah-ibadah lainnya yang selama ini kurang. Dan yang terpenting konsisten.Â
"Kalian sudah niat?" tanya Bunda.Â
"Sudah, Bun." jawab Kakak dan Adik berbarengan.
Bunda berdoa dalam hati, semoga ia dan seluruh keluarganya selalu dalam lindungan Allah SWT. Juga untuk keselamatan negeri ini, selalu dalam limpahan kedamaian. Aamiin.
Selamat menjalankan ibadah puasa buat seluruh muslim di dunia, ya. Semoga lancar, khusyuk, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Semarang, 6 Mei 2019.