Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lukamu

5 Desember 2018   00:01 Diperbarui: 5 Desember 2018   00:04 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

tak perlu sejarah untuk bisa melukaiku, jika ingin pergi, pergi saja, tak perlu membawa-bawa kasihan diri, seperti layaknya orang terluka tak berkesudahan.

aku mengerti jika dalam jiwamu, tak pernah bersemanyam jiwaku, meski senanar waktu terbentang tegak lurus ke arahku, akulah pembawa hatimu.

bagaimana cara kita agar saling mengerti? tanyamu. lalu kujawab, bahwa ada pada suatu waktu yang tepat membawa kita pada suatu tempat ruang kosong bagi hatimu yang mengerang.

aku butuh kamu, serumu. tetapi tak pernah sekalipun kau menjatuhkan rasa sayangmu padaku.

aku tak lebih hanya sebuah cinta dirimu dalam diriku, yang kau jaga hanya untuk menitipkan sebait puisi pahit,

kau buka berlembar-lembar hariku hanya untuk menuliskan kepedihanmu,

aku, adalah cintamu yang lara, dalam sebuah buku penyimpan lukamu.

Semarang, 4 Desember 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun