Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Senja Baru Saja Memberikan Pelukan

28 Agustus 2018   14:48 Diperbarui: 30 Agustus 2018   19:08 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dok. Wahyu Sapta

"Tetapi aku tak sepadan dengan dirimu. Bagaimana bisa? Darah ningrat yang mengalir di tubuhmu, sedang aku adalah rakyat biasa. Orang tuaku hanya buruh petani tebu."

Tetapi cinta adalah cinta, ketika datang memanggil, akan ada segala cara untuk meraihnya, merengkuhnya. Meski jalannya terjal berliku.

Axel dan Ara. Adalah semisal Romeo dan Juliet. Meski cinta, tetapi harus melalui jalan tak mulus. Ayah Axel tentu saja tak akan merestui cinta mereka. Axel telah dipilihkan jodoh.

Pertemuan yang dilakukan keduanya membawa petaka. Perjanjian mereka berdua kandas. Ayah Axel mengirim orang-orangnya untuk menjemputnya. Di bawa pulang dengan paksa. Meninggalkan Ara seorang diri di tepi pantai. Cincin bermata merah maroon sempat tersemat di jari manis Ara.

Axel, hanya bisa berharap, suatu saat bisa bertemu kembali dengan Ara, gadis yang ia cintai. Selanjutnya ia tak pernah menikah hingga di akhir hidupnya. Makamnya berbau harum bunga setaman.

Sedang Ara, tak diketahui keberadaannya, hingga sekarang.

Kisah cerita cinta mereka menjadi legenda. Tempat pertemuan mereka di sebuah pantai yang dulu masih banyak ditumbuhi pohon pandan duri, dan bakau. Sekarang telah menjadi sebuah tempat lokasi wisata. Sebuah pantai yang indah.


***

Kelima, pertemuan yang sengaja kau buat.

"Muti, kita bertemu, ya. Aku ingin memberikan suatu kejutan. Boleh, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun