Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[RTC] Gelap Kabut dan Teman Baik

28 Juli 2018   23:40 Diperbarui: 29 Juli 2018   00:10 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Saat putus asa datang, adakah teman yang mau berbincang? tanyamu. Suara gumam kudengar jelas terangkai dari sudut bibirmu.

Mengapa? tanyaku. Saat butuh teman, akan datang aku! seruku.

Tetapi begitu perihnya diriku, aku tak lagi bisa menopang hancurnya hati. Dunia seakan berada dalam gelap kabut, keluhmu.

Kau mengerti? Saat satu langkah dirimu maju ke depan di dalam gelapnya kabut, akan terlihat satu langkah ke depan. Ketika kakimu kembali melangkah satu langkah ke depan, akan akan terlihat kembali satu langkah ke depan. Hingga tercapailah tujuanmu. 

Dan hei! Melangkahlah! Selangkah demi selangkah, saat langkah mulai menderap, hingga mencapai puluhan, ratusan dan ribuan langkahmu. Percayalah pada tujuan semula. Tetaplah membuka mata, tanpa harus terpejam. Jangan takut, aku percaya padamu, itulah cara untuk menerjang gelapnya kabut. Tak lagi gelap, bahkan akan menemui terang benderang.

Kata-kata dariku membisik tertuju padamu. 

Senyum akhirnya mengembang dari sudut bibirmu, lalu bertanya, mengapa kau baik padaku? 

Aku menjawab, itulah gunanya teman. Hanya setitik yang bisa kuperbuat, untukmu. Uluran tanganku ini, tak akan sebanding dengan hancurnya hatimu. 

Gelap kabut sirna dan teman baik ada.

Semarang, 28 Juli 2018.

Dokumen RTC
Dokumen RTC

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun